Pada hari Ahad, 25 September 2022 tepatnya pukul 17.00 WIB kami berkumpul di samping asrama putri Universitas Syiah Kuala Kopma A dalam rangka kuis kebinekaan.Â
Di sana kami didampingi dengan Ibu Dosen Modul Nusantara kami yaitu Ibu Drg. Diana Setianingsih dan kakak Liasion Officer kita yaitu kakak Evinalis, salah satu mahasiswi Kedokteran Gigi semester 5. Di mana kami diberikan kuis-kuis terkait kebinekaan yang menambah wawasan kami tentang kenusantaraan. SepertiÂ
 - Ibu kota Gorontalo adalah Gorontalo
 - Gambar lambang sila ketiga adalah padiÂ
- Hari sumpah pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober
 - Orang yang menjahit bendera merah putih adalah ibu Fatmawati
 - Angklung merupakan alat music dari Jawa Barat
 - Arti 'Bhinneka Tunggal Ika' adalah berbeda-beda tetapi tetap satuÂ
- Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai
 - Tari Kecak berasal dari BaliÂ
- Tari Jaipong berasal dari jawa Barat
 - Rumat adat orang aceh adalah Krong Bade
 - Tari sambutan aceh yang ditarikan secara bersama-sama adalah tari saman Selain itu, kami juga dijelaskan kembali terkait kuis-kuis yang diberikan.Â
Sehingga menambawah wawasan cakrawala kami lebih dalam terkait keberagaman budaya, seni, maupun adat istiadat yang ada di Indonesia. Serta pentingnya nilai-nilai toleransi, Pancasila sebagai ideologi negara, maupun kebudayaan dan adat Aceh.Â
- Kebinekaan 6 (Festival Saman) : Festival saman yang ada di Taman Budaya Aceh malam itu sangat meriah dan dihadiri hampir secara keseluruhan oleh mahasiswa. Dalam festival panggung tersebut ditampilkan layaknya seperti drama musikal sebelum penampilan tari saman. Di mana ada scene yang memberi pesan dan dakwah, khususnya kepada anak muda yang mengajarkan kita terkait pentingnya pendidikan, kemudian kebersamaan, keagmaan melalui scene lantunan adzan yang merdu dalam cerita tersebut, sopan santun yang digambarkan dengan anak-anak yang sopan dan santun terhadap orang yang lebih dewasa, kepahlawanan maupun kekompakan. Sehingga tradisi melalui tari saman inilah sebagai salah satu ikonik Aceh yang harus di pupuk dan di rawat dari generasi ke generasi dengan nilai-nilai yang baik.Â
 - Kebinekaan 7 (Kenduri Maulid Nabi SAW) : Di kampung Blang Krueng kami sangat terasa nilai kebersamaan dan kemasyarakatan karena langsung berbaur dengan masyarakat di sana. Tentunya juga kita sebagai tamu dan pendatang harus memahami tradisi dan adat istiadat yang ada di sana, datang beretika, dan juga mereka sangat welcome dan menyambut kami dengan ramah. Sesampainya kami di tempat kami melihat dan menemukan hampir semua bapak-bapak dan sebagain pemuda memotong daging, mengolah, serta membagikannya kepada masyarakat.Â
Dengan sangat antusias, mereka membuat kuah blangong yang dipadukan dengan nangka muda. Setiba kami di pagi hari, awalnya masih heran kenapa yang kerja semua adalah lelaki. Tapi mungkin kami masih maklumi dikarenakan mungkin pemotongan daging lumayan sulit jika dikerjakan oleh ibu-ibu. Tapi kemudian, yang memasak pun adalah para bapak-bapak. Ternyata setelah berdiskusi sebentar dengan teman, konon bahwa tradisi mereka dari dulu sudah sangat membudaya hingga saat ini. Di mana dulu ketika zaman penjajahan Aceh selama 30 tahun lamanya, para perempuan takut untuk keluar dari rumah dikarenakan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan lain-lain.Â
Sehingga hal tersebutlah yang membudaya di masyarakat bahwa perempuan cuman dapur, kasur, dan sumur saja. Kemudian kami juga ikut melihat proses pembagian daging. Hal yang paling mengesankan bagi kami, bahwa dalam pembagian tersebut masyarakat sangat antusias, tapi mereka pun tertib dan rapi. Mereka di bagi per RW, lalu wadah mereka di jejer dan mereka pun menunggu pembagian, pembagian daging beserta kuah blangongnya pun merata. Kami juga sangat senang karena bisa bercerita dengan salah satu masyarakat Aceh dan berdiskusi terkait Aceh dan nusantara termasuk asal kami, dan lain sebagainya. Selanjutnya kami di bagi perkelompok, untuk berkungjung ke rumah-rumah yang menyediakan santapan di hari raya maulid ini.Â
Sekedar informasi, jadi di Aceh itu perayaan maulid nabi bisa sampai 3 bulan dalam kalender Hijriyah yaitu pada bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Ula. Mengapa demikian? Karena mereka merayakannya seperti layakanya seperti hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, bagi keluaraga yang berkecukupan, mereka menyediakan makanan, minuma, aneka ragam kue untuk masyarakat setempat. Jadi siapa saja boleh berkunjung. Selanjtunya, karena saya kelompok 1, maka kami di bagi untuk pergi ke rumah pak kacik (kepala desa).Â
Namun sebelum itu, kami ada breafing dari bapak koordinator acara maulid nabi di desa tersebut. Beliau juga menuturkan bahwa ketika kita berkunjung, kita juga sebagai tamu harus memuliakan orang yang telah menjamu kita semisal dengan membawakan atau oleh-oleh tangan. Hal sebagai indikasi saran, walaupun sebenanrnya orang rumah tidak memaksa untu dibawakan oleh-oleh tangan. Sama seperti ketika lamaran, pihak lelaki membeli wanita dengan membawa hantaran sebagai bentuk kehormatan kepada keluarga wanita.Â
Jadi nanti menu yang disediakan bermacam-macam, dan kami tidak boleh pulang sebelum kenyang. Ada kuah beulangong, kue timpan, serabi, semua boleh di makan. Nanti datang ke rumah , biasa aja,mereka langsung mempersilahkan dan kami di suruh makan langsung. Jadi oleh-olehnya di kasih sbeleum makan, balik jangan lupa pamit. Kenduri memiliki arti seperti walimah, kenduri Bahasa Acehnya. Macam-macam kenduri seperti kenduri pesat, kenduri khitan, kenduri maulid, walimatul urusy, kenduri 1 muharrom itu ada buat dakwah, rajab yang buat kanji/bubur di 27 rajab, asyura juga ada. Para pemuda dan bapak-bapak di kampung tersebut juga saling bergotong-royong untuk membuat danmengadakan panggung sebagai tempat ceramah maulid pada malam hari. Mereka juga mempersiapkan daging serta kuah beulangong sebagai salah satu khas makanan Aceh.Â
Di samping itu, di rumah, parah ibu-ibu membuat kue kecil khas Aceh seperti timphan. Lalu setelah semua makanan telah siap disajikan, makan tersebut akan dikemas menjadi satu dalam sebuah talam besar dan ditutup dengan menggunakan sanget berbentuk kerucut. Talam tersebut kemudian dibawa ke lapangan dan dinikmati bersama-sama dengan warga. Makanan tersebut disajikan di depan lapangan yang sudah digelari tikar yang sudah di beri nama dari kampungnya tersebut. Jadi setiap masyarakat akan duduk sesuai dengan nama kampung mereka masing- masing. Kami pun demikian, kami sangat senang bisa berbaur dan mengetahui adat istiadata daerah setempat.Â
 - Refleksi 2 (Peran Perempuan Dalam Merawat Damai; Pengalaman Aceh) : Begitu banyak perempuan inspirasi yang yang bekerja untuk perdamaian dunia. Begitupun juga di Aceh, banyak sejarah-sejarah perjuangan yang di nama perempuan terlibat didalamnya. Kayak semisal orang-orang di luar negeri sewaktu ibu pembicara berada di luar negeri, seperti orang-orang Timor Leste dan lain-lain ketika di tanya, mereka tidak tau perjuangan Aceh, sejarah Aceh, bagaimana perempuan di perkosa ketika zaman dahulu di Aceh, walaupun di tahun 1998 sudah ada testimoni 100 peserta seminar. Dan yang mendampingi adalah satu wanita hebat yang sudah dipaparkan di atas yaitu Farida Hariani, beliau juga pernah mendapatkan award tahun 1999 bareng alm.Â
Munir baru tahun berikutnya ibu pembicara. Sampai hari ini beliau masih menjadi aktivis/penggiat. Selanjutnya ada Kak Ruby masih muda sekali. Karena kiprahnya yang luar biasa, beliau bersama bapak yang baru saja berpulang, alm. Merupakan sosok yang berjuang untuk pluralisme dan lain sebagainya. Maka dari itu perempuan harus memiliki narulitas yang baik, bukan untuk jadi gubernur, jadi bautpi tapi berjuang untuk keadilan. Perempuan zaman dulu biasa dikaitkan dengan seksualitas dan reproduksi, maka orang Aceh dulu untuk membungkam hal tersebut, anaknya yang diperkosa dll. Perempuan dipakai sebagai alat pemuas nafsu. Bekerja lintas sektor ini penting. Dulu perempuan Aceh beruang untuk stop kekerasan, dan lain-lain. Komnas perempuan dulu, beliau di ajak oleh para general dan beliau menyampaian konteks bahwa di Aceh itu banyak sekali kebaikan.Â
Dulu juga sulit membedakan antara orang Jawa dan bukan. Jadi bukan benci. Semisal ada tantara Padang saat itu, juga tetapi hati-hati dan lebih diterima. Peran perempuan adalah agen perdamaian. Itu perempuan walaupun usia anak. Misalnya ada anak kecil yang melihat bapaknya di ikat dan diseret dengan truk, di potong kupingnya dan dijadikan gantungan kunci, kepala di potong dan lain-lain. Jadi kebencian yang marajalela, membuat orang yang awalnya tidak mendukung GAM jadi mendukung. Karena semisal, anak kecil itu saya mau menjadi tantara karena mau membalas dendam. Perempuan banyak yang diperkosa dan lain kasus lain lagi. Jadi anak-anak perempuan zaman dahulu sangat polos "gimana ayam saya", "kucing saya di mana, siapa yang kasih makan". Dari sini pikiran saya sangat terbuka dan sungguh menambah wawasan saya betul-betul terkait peran perempuan di seluruh pelosok dunia dan terkhusus dunia yang membuka mata hati saya untuk melihat peran perempuan seluas-luasnya dalam perdamaian dunia. Berikut beberapa contoh role model yang patut kita teladani dari sekian wanita yang ada dunia.Â
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirlea, menjadi pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di Afrika tahun 2005, dan mendapat pujian atas upayanya mempertahankan perdamaian dan memperkuat kedudukan perempuan di Liberia.Â
Leymah Gbowee membantu mengakhiri perang saudara selama 14 tahun di negaranya dengan mendorong perempuan turut serta dalam serangkaian demonstarsi damai.Â
Tawakkul Karman (32) dikenal penentang hebat rezim Yaman yang di pimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh, yang sedang menghadapi prahara politik di negerinya. Ia menjalankan peran memperjuangkan hak-hak perempuan serta demokrasi dan perdamaian di negaranya, yang porak-poranda akibat demonstrasi dan kekerasan.Â
Orang-orang zaman dahulu sangat membenci wanita, bahkan setiap ada bayi yang lahir berjenis kelamin perempuan di kubur hidup-hidup. Namun, ketika Islam hadir, wanita sangat dimuliakan. Dulu ada Kongres Perempuan Indonesia I, 22-25 Desember 1928 Rekomendasi:Â
1) Mengirimkan mosi kepada pemerintah colonial untuk menambah sekolah bagi anak perempuan;Â
2) Pemerintah wajib memberikan surat keterangan pada waktu nikah,Â
3) Diadakan peraturan yang memberikan tunjangan pada janda & anak-anak pegawai negeri Indonesia;
 4) Memberikan beasiswa bagi siswa perempuan yang memiliki kemampuan belajar tetapi tidak memiliki biaya pendidikan, Lembaga itu disebut stuidie fonds;Â
5) Mendirikan suatu Lembaga & mendirikan kursus pemberantasan buta huruf, kursus kesehatan serta mengaktifkan usaha pemberantasan perkawinan kanak-kanak;
 Ada juga seorang aktivis perempuan dari Poso:Â
- Aktivis perempuan dan perdamaian, pendiri sekolah perempuan & Institute Mosintuwu untuk perempuan lintas agama di Poso, menitikberatkan programnya pada meningkatkan kesetaraan gender, agama, toleransi & perdamaianÂ
- 2012, mendapatkan penghargaan Coexist Prixe dari Yayasan Coexist asal Amerika Serikat untuk pengembangan dialog serta perdamaian antar-agama & keyakinanÂ
- 2015 menerima pengharagaan Indonesia Woman of Change 201 dari Kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia
 - 21 April 2022 menerima penghargaan Medali Four Freedom AwardsÂ
Farida Hariani, PidieÂ
- Mendampingi 2 perempuan janda untuk testimoni di Jakarta 1998Â
- Pejuang hak perempuan korban mulai hari dari masak konflik sampai dengan hari ini
 - Mendapat penghargaan Yap Thiam Hien, 1999
 Aleta BaunÂ
Tahun 1990-an Aleta Baun memulai melawan & mengorganisasikan protes kepada perusahaan perusahaan penambangÂ
Bersama 3 perempuan, menggalang dukugan dari desa ke desa berjalan kaki hingga enam jamÂ
Mama Aleta Baun mengalami ancaman & terpaksa lari ke hutan bersembunyi dari ancaman pembunuhanÂ
Ditengah tengah intimidasi, Aleta Baun tetap mengkampanyekan perlawanan selama 11 tahun Perjuangan yang luar biasa, beliau bertemu Aleta Baun ketika di undang di acara KIP pada tahun 2013, beliau berjuangan untuk isu lingkungan sampai daam kondisi hamil, punyak anak. Mereka menggunakan magma karena sumber air minum, caranya mereka menenun dan menanam sayur di sana, jika ada musuh, dia jalan berpuluh-puluh kilo untuk memberikan dukungan kepada satu desa, dan mereka berbagi tugas. Laki-laki di rumah mengurus anak, perempuan yang berjuang. Kenapa? Karena kalau laki-laki bisa ajdi digebuk duluan, walaupun tidak menutup kemungkinan perempuan juga bisa.Â
 Mira Kusumarini, JakartaÂ
- Berkomitmen terhadap upaya perdamaian dan pemberdayaan perempuan
 - Sangat aktif mempromosikan dialog damai dan pendidikan perdamaian untuk mencegah ekstremismeÂ
- Dalam perannya sebagai Direktur Search For Common Ground Indonesia, Kusumarini telah bekerja dnegan pemuda, petugas koreksi, dan organisasi keagamaan untuk memerangi ekstremisme kekerasan.Â
- Mendirikan dan memimpin C-Save, melakukan advokasi kebijakan, dan penelitian menceggah ekstrimismeÂ
- Memimpin EmpatiKu yang bekerja dengan anak-anak yang terafiliasi ISIS dan wanita yang dideportai untuk mengintegrasikan mereka dengan aman kedalam masyarakat.
 - Penerima N Peace Award 2018Â
Beliau ini banyak berjuang di isu terorisme. Ibu pembicara banyak bertemu dengan mbak Mira ini dan berunding terkait upaya pemberhentian isu terorisme. Mereka berunding terkait penyelesaian terorisme dan saat ini bekerja di empatiku. Mereka beradvokasi, berbeda di luar negeri, semisal Libya. Sedangkan di Syiria mereka mengkampanyekan syari'ah, semua kehidupan di tanggung, biaya kesehatan di tanggu, hidup nyaman, zaman dahulu orang-orang sangat sadis terhadap perempuan mereka di kurung dan lain sebagainya.
 Badriah, Aceh UtaraÂ
- Perempuan penyintas, kepala rumah tanggaÂ
- Pejuang pemenuhan hak perempuan korban kekerasan terutma yang bekerja di tingkat gampong/desaÂ
- Sosok penyemangat dan motivator bagi puluhan warga yang menjadi korban kekerasan (KDRT) dan berbagai tindak kekerasan lainnya.Â
- Rumahnya menjadi shelter atau rumah aman bagi perempuan dan anak korban kekerasan.Â
- Paragelas gampong
 - Mendapat penghargaan PAA (Perempuan Aceh Award) 2015Â
Kak Badri merupakan sosok yang luar biasa dan ibu rumah tangga, pekerja keras, mengalami KDRT yang luar biasa parah. Sampai kemudia ada organisasi wanita dan kemudian mengkritis hal tersebut, dan dari situ diketahui bahwa suami dalam Islaam yang dipatuhi adalah suami yang memimpin dan adil, tidak menzolimi perempuan. Bagi beliau organisasi perempuan adalah sekolahnya dan beliau menjadi penyintas bagi perempuan. Dan perempuan yang berjuang hari ini, yang tidak tamat SMA menjadi pimpinna sebuah organisasi NGO karena pengalaman lapangan.Â
Benang merah antara Penerima Nobel dengan Perempuan Pegiat Perdamaian di Indonesia:Â
- Berpihak (peduli) pada kelompok marginal/rentan/korbanÂ
- Memiliki integritas, dapat dipercaya dan mempunyai arah perjuangan yang jelasÂ
- Memiliki kesetiaan & komit pada upaya perdamaianÂ
- Memiliki kegigihan & ketekuanan termasuk tidak "lari/berhenti" ketika menghadapi tantangan & resiko, tetapi mencari strategi baru untuk melanjutkan kerja-kerjanya
 - Bekerja bersama lintas sector mulai dari tingkat komunitas, level nasional & internasional
 Menurut data dari (nursiti, 2015) langkah aktivis perempuan itu ada 3:Â
- Banyak peran, sedikit terdokumentasiÂ
- Banyak berbuat, sedikit pengakuan;Â
- Banyak keberhasilan, sedikit yang terpublikasiÂ
Maka disinilah, peran perempuan untuk mendorong dan merawat damai, walaupun tentunya ada tantangan & strategi pendekatan. Namun situasi kekinian apa yang berubah? makna damai yang komprehensif. Maka suara perempuaan yang tidak terdengar, harapan makna damai dalam lintas ruang. Namun bagaimana dengan generasi Z saat ini?Â
Jika kita tilik, dari website Wikipedia, terdapat penjelasan peta Aceh baik itu dari luas yang kurang lebih 22,539 mi dengan populasi 5.096.000 dan Bahasa serta etnik yang beragam dan tersebar 23 kabupaten/kota.Â
Dulu, zaman konflik dan saat GAM banyak cerita perjuangan perempuan yang sangat miris dan menyedihkan. Deklarasi Gerakan Aceh Merdeka dipimpin oleh Hasan di Tiro, pemerintah Indonesia melakukan operasi militer yang dikenal dengan sebutan DOM pada tahun1989-1998. Di tinjau dari data Forum Peduli HAM di tahun 1999 selama DOM sebanyak 1.321 terbunuh, 1.958 hilang, 3.430 penangkapan & mendapat penyiksaan sewenang-wenang, 128 diperkosa dan 597 anak yatim.
 Perempuan pada masa konflik sebagai agen perdamaian yang menjadi pencari nafkah keluarga & memastikan pendidikan anak tetap berjalan, membangun solidaritas & mendukung keluarga yang terdampak konflik. Menjadi kombatan & ikut dalam perang, lalu sebagai korban kekerasan bebrasis gender. Adapun tantangan, sebagai resiko, keamanan, keterbatasan Sumber daya, dicurigai, "senjata perang", jadi tameng, sasaran antara & bargaining politik bagi kelompok yang bertikai, serta tidak diperhitungkan, tidak di dengar dna bisa dijadikan sebagai peluang. Untuk mengatasi hal tersebut, maka ada beberapa strategi pendekatan yang dapat dilakukan sebagai prinsip dasar, seperti anti kekerasan, berpihak pada korban, adil gender, serta menghargai keberagaman.Â
Peran perempuan sebagai peace builderÂ
 - Capacity building untuk training, Teknik investigasi, Teknik pelaporan CO, CU, KM, management keuangan \
- Advokasi/lobby local, nasional & internasionalÂ
- Penguatan ekonomi berbasis kekuatan local, dengan ternak kambing, buat garam, menjahit, buat kue, dllÂ
- Mendorong partisipasi perempuan dengan 3:Â
A. Melakukan investigasi pelanggaran HAMÂ
B. MendokumentasikanÂ
C. Mendampingi korbanÂ
- Kampanye perdamaian, perempuan memecah kebisuan & kebungkaman masyarakat Aceh seminar, kasi damai, poster, stiker, menulis, buat buku, menggalang bantuan untuk korban.Â
Kemudian juga ada gambar pemateri sewaktu muda di saat melakukan aksi perdamaian, konteks yang mendorong kelompok perempuan untuk mengambil suara yang berbeda selama konflik.Â
Riset tentang keinginna masyarakat Aceh yang digelar oleh organisasi masyarakat sipil (CSO) di Aceh bekerja sama dengan CSO di Jakarta, dari hasil wawancara banayk masyarakat yang meneybutkan ingin merdeka. Namun peneliti perempuan, dalam proses wawancara mengajukan pertanyaan lanjutan kepada responden perempuan " apakah yang dimaksud merdeka oleh responden? Jawabannya : merdeka dari rasa takut, merdeka bagi anak-anak agar bisa tetap bersekolah denga naman dan memilih sekolah yang diinginkan. Merdeka untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Jawaban-jawaban ini, juga menggambarakan betapa perempuan lebih menguatamakan hidup yang damai & membuka ruang yang lebuh baik bagi generasi muda.Â
 - Organisasi perempuan (inisiatif awal dilakukan Flower Aceh), melakuka kampanye damai melalui posters, stiker, seminar, talkshow di radio. Flower jug melakukan aksi damai dijalan, menyampaikan testimoni & oral intervensi di Sidang PBB di Geneva melakukan kampanye di berbagai negara & loby-loby.
 - Di dukung oleh CSO Nasional dan Internasional.Â
Zaman dahulu juga di Indonesia, factor yang mendasari perlunya kongres perempuan sebagai Gerakan politik untuk membawa suara perempuan.
 "Semangat Perdamaian"
 - Sebuah agenda besar digelar perempuan Aceh di tahun 2000 mengadakan dialog bersama (kongres perempuan Aceh) dihadiri 437 perempuan utnuk membahas berbagai persoalan di Aceh dari perspektif perempuan dengan tema "Krue Sey=umangat Ureung Inong Aceh Bak Duek Pakat Keu Aceh yang Aman, Damai ngon Ade" yang artinya "Semangat bagi Perempuan Aceh yang duduk bersama untuk Aceh yang aman, damai, dan adil".
 - Dalam tekanan "Merdeka" dan "Referendum" perempuan Mereformasikan Penyelesaian kasus Aceh Secara Damai melalui Meja Perundingan & menyamapiakan hasil rekomendasi tersebut langsung kepada Presiden RI Abdurrahman Wahid.Â
 - Di masyarkat Aceh, ide awal mendorong dialog damai untuk menyelesaikan konflik Aceh datang dari perempaun, yang menjadi tema, dibahas dan direkomendasikan dalam Kongres perempuan pertama pada tahun 2000.Â
- Namun ketika negosiasi resmi dialog damai di gelar di Helsinki tahun 2005, tidak ada satupun perempuan diundang menjadi bagian dari delegasi resmi Perwakilan RI dan GAM, isu perempuan sama sekali tidak menjadi topik yang dibahas, tidak dimuat dalam kausul MOU & tidak ada satupun perempuan yang ikut menandatangi MOU perdamaian Aceh. Namun dari delegasi GAM, ada satu tenaga ahli perempuan.Â
 Berdasarkan CEDAW, Inpres no 9/2000, Permen No. 15/2008, Perpres No 18/2014 terkait Perencanaan pembangunan nasional Indoensia (2005-2025) visi pembangunan mewujudkan Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur. Jumlah perempuan 126,8 dari 254,9 juta jiwa. Banyaknya tokoh perempuan, tokoh agama perempaun & aktivis perempaun yang berkiprah & merespon isu-isu kemasyarakatn & bisa berperan untuk memperkuat toleransi serta penyebar perdamaian. Bahakn kebanyakan forum keagamaan & aktifitas sosial perempuan yang sangat kuat (semisal dalam majelis taklim, arisa, PKK). Perempuan/ibu itu benteng utama dalam keluarga atau garda pertama seorang anak ketika harus mengalami disorientasi nilai dalam masa-masa teirtama masa golden age.
 Kenapa perempuan? Karena No Women + No PeaceÂ
Fokus pada "narasi kehidupan"Â
Karena perempuan bisa membuat berbeda pada proses & substansiÂ
Meningkatakn keberlanjtanÂ
Perluas isu dan solusi untuk dibahasÂ
Meningkatkan jumlah dialog dengan actor yang bebeda yang terlibat dalam konflik
 Membawa legitimasiÂ
Mempengaruhi laki-laki secara efektif untuk mengakhiri Tindakan kekerasanÂ
Berikan inspirasi untuk generasi penerus Kerangka tematik dalam sistem PBBÂ
- Pencegahan -- early, warning, monitoring & sistem pelaporanÂ
- Partisipasi -- representasi, prioritas tanggap gender, pengambilan keputusanÂ
- Perlindungan -- mekanisme kelembagaan, pembaruan sector keamanan, akses keadilan
 - Pemulihan (rehabilitas), perencanaan & dana, mekanisme, penyelesaian, penghidupan MOU Aceh dulu pada 17 Agustus 2006 yakni konflik 30 tahun, tsunami, dan otonomi/syariat Islam namun, delegasi resmi RI -- GAM tidak ada dari pihak perempuan.
 Isi kesepakatan (MOU Helsinki)Â
- Tidak meneyntuh pemenuhan hak perempuan & kelompok rentan lainnya, semua kesepakatan netral gender. isu-isu terkait perempuan tidak dikelola dalam MOU Perdamaian Aceh. Sehingga memberi dampak seperti :
 1. Hak perempuan korban konflik bersenjata diabaikan,Â
2. Peran perempuan eks kombatan dinafi'kanÂ
3. Peran perempuan dalam membangun perdamaian "tidak" diperhitungkan.Â
4. Perempuan sampai saat ini masih harus berjuang agar suaranya di dengar dan haknya dipenuhi.
 - Undang-undang Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, PP 18/2014 RAN P3AKS (Rencana Aksi Nasional Perlindungan & Pemberdayaan Perempuan & Anak dalam konflik sosial). Contoh di Aceh, dengan adanya UUD tersebut namun masih berjalan di tempat. Seperti Lembaga/intansi yang bertanggungjawab untuk memastikan pemenuhan hak perempuan & anak di Kabupaten Kota, masih banyak yang memiliki kewenangan terbatas dan anggaran terbatas, masih banyak yang melaksanakan tugas rutin namun abai dalm menjawab persoalan dasar ayng dihadapi perempuan, serta dukungan terhadap kepemimpinan perempuan di level eksekutif dan legislative rendah.Â
Maka saat ini merupakan 'Kondisi yang Menghitam' karena munculnya kerentanan baru bagi perempuan melalui kebijakan & aturan diskriminatif yang menyasar kepada perempuan sehingga memperkuat budaya patriarki, kekerasan terhadap perempuan dan anak, perlindungan perempuan korban kekerasan masih rendah, konflik SDA meningkat, serta isu intoleran yang menguat. Contohnya Perbub No 5/2010 tentang Peraturan Penegakan syariat Islam dalam pemakaian busana islam di Aceh Barat dan perempuan harus menggunakan rok untuk mendapatkan pelayanan public.Â
Maka, apa saat ini peran generasi Z (1995-2013)?Â
Sebagai generasi yang menyukai kebebasan, memiliki ambisi yang besar, menginginkan kepastian, berperilaku instan, terbiasa melakukan beberapa aktivitas bersamaan, menyukai hal yan detail, dengan internet sudah mulai digunakan sebagai media untuk berkomunikasi & mencari informasi. Maka, yang katanya generasi rebahan, rebahanlah yang bermakna dan berarti semisal mengupload konten-konten tentang perdamaian atau semisal menggunakan hastag #cintaperdamaian, dll. Karena nilai damai / fondasi perdamaian itu terdapat Kerjasama, menghargai, kesederhanaan, tanggungjawab, kebebasan, kejujuran, toleransi, kasih sayang, persatuan rendah hati.Â
- Kebinekaan 8 (Reportase langsung ke kampung pecinaan di Aceh) - Jurnalis Etnografi:
 Jadi kampung pecinaan ini merupakan sebuah pasar bagi masyarkat Tionghoa. Di mana ketika kita mendatangi pasar ini, semua di isi oleh orang bermata sipit yang tinggal di Indonesia. Toleransi keberagaman di aceh sangatlah erat dahulu yang dilestarikan hingga kini. Walaupun sebagai kaum minoritas, masyarakt Tionghoa, menghargai orang Aceh, begitupun sebaliknya. Jadi dulu pasar yang ada di sekitar kampung pecinaan di gabung antara masyarakat Aceh dan Tionghoa. Terus terdapat juga bangunan atau hamparan yang tidak dimanfaatkan hingga kini. Konon katanya milik Jepang yang belum ada otoritasnya. Pasar tersebut dulu penuh, haya di bongkar dan di pindah. Jadi penjual sayur itu di pindah. Sehingga di kampung pecinaan pun kena imbasnya. Karena biasakan masyarakat pagi-pagi suka belanja, sekalian sarapan-sarapan orang-orang Tionghoa. Penjual di luar, Dulu di kampung pecinaan padat, jadi memang masyarakat tionghoa aceh yang sudah merantau kalau pulang, tamu dari luar negeri, itu wajib ke sini kemari, karena pasar begini tidak semua ada, apalagi di seluruh indoensia, tidak semua di Indonesia punya pasar begini. Itupun Taunya dari HAKKA seluruh Indonesia. Mereka kaget juga kalau di Aceh ada pasar begini, karena kata orang HAKKA mungkin di tempat mereka tidak ada, tidak menyangka yang konon negeri syariat Islam, tapia da seperti ini. Itulah yang menjadi nilai plus kita. Dulu ada namnaya 'nyak-nyak' (sebutan bagi ibu-ibu yang biasa jualan sayur), mereka sudah tau hak dan kewajiban mereka. Hak mereka ini lokasi, jadi semisal si A orang Aceh, kemudian si B orang Tionghoa, tidak akan di ambil. Semua orang Tionghoa, dahulu sebelum di gusur, ini adalah sebuah kampung, jual sayur, direlokasi ke dekat lampuu'. Jadi yang terakhir mau tidak mau tinggal khusus, kemarin pun ada wacana mau dipindahin, kemudian kata pak Aky (ketua HAKKA) ini tidak boleh dipindahkan karena ciri khas, tapi tidak boleh kalau bisa dikembangakan, namun dari zaman dahulu tidak ada. Tapi karena adanya negoasisasi dari pemerintah, akhirnya di bangun, setelah di bangun, dibuatlah lampion dsb sebagai ciri khas. Yang belanja di situ memang umunya orang Tionghoa, tapi bagi muslim itu biasa yang 'berani', soalnya kadang-kadang harus bertanya, tidak main sembarang, enak, kayak di penang atau Malaysia, jadi harus bertanya, mereka pun (orang Tionghoa) tidak tau kalau muslim tidak boleh. Di sini pagi buka dan mulai dari jam 5 sudah siap-siap, jam 6 sudah mulai hingga jam 10 sudah kosong. Namun ketika hari ibadah mereka di hari Ahad, toko masih buka, tapi penjaga sedikit karena mereka beribadah di vihara dsb, kecuali ada rombongan luar negeri datang, atau rombongan HAKKA misalnya. Ada satu bangunan yang sayang, tapi tidak di kasih, lembaga dari Jepang atau yang bangun, mereka ada perjanjian, bahwa bangunan ini baru puluhan tahun tidka boleh di bongkar, kecuali bangunan tertentu dan juga diratakan, hingga hari ini begini. Harusnya bisa dimanfaatkan, jam 10 juga mereka sudah sepi dan pada pulang. Karena merka semua pebisnis dan habis sarapan harus pulang cari uang, ada doktor, ada yang punya hotel, dan bisnis. Mereka jauh-jauh datang untuk pasar pecinaan ini, karena merupakan tempat yang enak karena ada kekeluargaannya. Dan di sini juga makanan yang di jual dari Chinese, dan malam juga ini ramai, zaman dulu, terkenal dengan pokatnya, antar mereka juga kalau bertemu satu sama lain menggunakan Bahasa Chinese HAKKA, 99% mereka adalah orang hakka. Hakka merupakan salah satu Bahasa yang ada di China. Kalau di Indonesia ibarat suku seperti di Aceh banyak Bahasa ada Bahasa Aceh, ada Bahasa gayo, Bahasa jameh, berbeda sama mandarin. Mandarin itu susah. Jadi Bahasa sendiri ibarat suku. Kayak Bahasa bugis, Bahasa makassar, hakka merupakan Bahasa dari bangsa Han yang ada di china. Ada juga Bahasa hokkien , yang merupakan salah satu Bahasa yang digunakan masyarakat Tionghoa, ada juga Bahasa / dialeg konghu yang digunakan oleh masyarakat Tionghoa. Soalnya jika Bahasa mandarin, tidak semua orang bisa, kecuali bagi mereka-mereka yang meng orde baru. Dulu kan tidak boleh belajara Bahasa mandarin di zaman Suharto. Mereka zaman dulu, tertekan pakai Bahasa mandarin. Adaapun presentasi penduduk china di aceh kecil. 0,1% di banda aceh, apalagi daerah lain. Sehingga mereka di sini itu terpusat. Jadi walaupun paarnya kecil, tapi sangat mewarnai sekali bagi masyarakat. Sesuai dengan prinsip pak Aky: "Berbuat sekecil apapun, yang penting bemranfaat bagi orang lain". Ada juga lampion, lampion itu di buat daridana pemerintah. Jadi pak Aky menaruh slogan "peunayong kampung keberagaman".Â
Speaker 2 (Tentang kampung Pecinaan)
 Walaupun kecil, tapi sangat mewarnai sekali. Gaung mereka / prestasi mereka rata-rata. Yang membuat mereka besar, yang pertama kali di design yakni festival peunayong. Festival ini cukup unik, ini kalau di buat langsung meledak. Tujuannya apa? Agar dapat memberikan satu efek positif kepada masyarakat Indonesia bahwasanya Aceh tidak orthodox style atau se ekstrim apa yang pemikiran mereka. Malahan kita Bisa berbuat dengan hal itu. Dengan berjuang bersama-sama, festival peunanyong itu memang orang Aceh mengakui, bagus banget . Event yang dimasukkan pun keberagaman tolerasninya berbeda. Itulah yang harus kita pahami. inilah kita berbuat. Karena kalau mereka sebagai masyarakat minoritas diam, akan habis, tapi bukan berrti mereka di tindas. Tidak di tindas, tapi kita tidak bisa keberagaman oleransi itu tidak muncul lebih baik. Peunayong itu dalam sejarah banyak artinya, orang artikan lain-lain, tapi yang lebih di ambil dari kata pemayong, atau memayungi, dulu toleransi keberagaman di sini  sangat erasa banget. Nyak-nyak menjual sayur dari laur sampai dalam. Jadi interaksi antara mereka dengan kit aitu berjalan. Interaksi bukan akia Bahasa indonesiam justru Bahasa aech. Tapi setelah di bongkar habis, malah icon peunayong tidak tampak lagi. Jadi dari ini kita dapat melihat, bavaimana sistem analisis, membangun, satu tempat , setidaknya ada satu analisis tempat.Jadi yang disalahkan adalah pemerintah bagaimana sistemnya bgmn mekre amnegalsisi, membangun, mengungkap stau tempt. Menghinakan satu tempat di tempat. Soalnya icpn hancur, perekonomian hancur, jadi ada plus minusnya. UKM juga itu saying karena hancur, soalnya jika lokasinya di daerah lampulo sana tidak ada perkembangan. Kalau semisal kita mengevaluasi, mereka pun menjerit karena akses susah daerah ule lheu sana, sedangkan di sini mudah.Di relokasi kea rah pantai, pasar mahira di lampulo sana yang merupakan tempat ikan-ikan. Namun pemerintah punya kekuasaan tertinggi sehingga tidak bisa mengatakan lain. Sama juga ketik apemindahan pasar tersebut dengan terpaksa. Alasan jangan dipindahkan pasar-pasar tersebut seperti dulu untuk memperindah kota sebagai ikon khas. Tapi pemerintah kota juga pasti punya alasan tersendiri tentunya, membuat suatu penyesuasian. Setelah dipindahkan bangunannya tidak dirobohkan karena ada MOU, karena di mana ada bangunan pasti ada MOU. Jadi dulu ada beberapa bangunan di sekitar kampung pecinaan yang milik orang turkiye. Karena struktur bangunna itu masih struktur bagus dan tidak ada jangka waktu. Orang arsitek pasti tau kapan bangunan itu harus di bongkar dan lain sebagainya. Termasuk pasar ikan yang di bangun sekitaran kampung pecinaan dekat jembatan, yang sudah dirobohkan. Dulu, daerah tersebut merupakan salah satu lokasi yang sangat padat, startegis, lokasi bisnis, icon. Jadi semua walaupun pasar ikan juga dipindahkan semua. Mereka pun yang dipindahkan merasa terugikan dan minta pindah kembali, namun belum dapat ACC sampai sekarang. Di tempat sekarang daerah kampung pecinaan tersebut, rencana kan di bangun kuliner, di mana-mana kuliner. Begitupun juga di depan HAKKA akan di bangun kuliner, taman tepi kali, pinggir kali. Namun logikanya, jika di bangun kuliner di beberapa tempat, tapi terbatas juga konsumennya. Siapa juga yang akan jual, berapa cost keuntungan dan kerugiannya pun juga harus di hitung. Seharusnya jangan hanya kampung kuliner. Banyak yang bisa di buat, seperti taman kota dan lain sebagainya. Dipindahkan pasarnay sudah kurang lebih 2 tahun, sejak masa-masa covid di 2020. Jadi ketika balik, kitab oleh cerita ke masyarakat dan kawan-kawan, bahwa pemikiran yang selama ini kita dapat pengalaman di sini, kita bisa ceritakan. Karena stigma masyarakat sekarang bahwa Aceh itu daerah syariat islam. Tapi setelah kita mengetahui, melihat, kitab isa memahami bahwa di mana satu hubungan antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat asli Aceh. Mereka saling menghormati satu sama lain. Dalam hukum syariat islam itu, minoritas menghargai mayoritas. Masyarakat tionghoa tidak pernah di larang untuk beribadah, berjilbab, yang penting dengan pakaian yang sopan, memakai pakaian di bawah lutut. Jadi ketika balik kita harus bisa menerangkan apa sih yang terjadi di Aceh, Peunayong-kampung keragaman, yang susun HAKKA. Pemerintah melihat, namun masyarakat Tionghoa sebagai kaum minoritas harus keluar dari zona nyaman, untuk keluar, untuk berbuat, bukan diskriminasi, tidak. Tapi mereka buat pasar ini untuk menujukkan kepada Indonesia bahwasanya Aceh sangat terkenal dengan keberagamannya. Dulu nayk-nyak juga menjual sayur, jadi terjadi adanya interaksi dalam perekonomian, keberagam serta toleransi. Mereka pun tidak terikat sebagai kaum minoritas semisal harus memakai celana panjang dan lain-lain, tidak. Aceh itu indah, apalagi sabang. Pemikirannya beda lagi, syariatnya berlaku. Melihat pola pikir mereka, mindset mereka, kita pasti akan cerita. Kalau ma uke sabang, paling lama 3 hari, itupun membosankan. Mereka juga memiliki tradisi sendiri toko-toko di tuutp dari jam 12 sampai pukul 4, setelah pukul 4 sore, baru di buka lagi. Kalau ke sabang, tdak usah pakai travel, karena jika memakai travel berbeda dengan kepuasan pribadi, tidka boleh lama, belum ke sana-ke sini. Berangkat sendiri lebih asyik, kita bebas memilih. Makanya masyarakat Banda Aceh memiliki istilah sendiri untuk sabang, yaitu santai banget. Di sana ada mie yang terkenal, orang tionghoa, namun halal. Di sana kita bisa interview, melihat, kalau kelaparan di tengah hari,kita masak mie saja. Makanya kalau mau makan haru makan sebelum jam 12 harus sudah beres. Habis sholat jumat cari toko nasi jualan itu susah. Kalau malam kehidupannya ada, tapi kebanyakana mereka duduknya di caf, di kota. Di Ibo tidak ada kehidupan, memang enak, tapi untuk berkemah doang enak, tapi untuk makan susah. Di kota pun ada pantai di sabang, jangan berfikir bahwa di belakang kota tidak ada pantai. Dinaungi sama laut, inilah kehidupan di sini, keberagamnnya di sini lebih terasa waktu dulu. Tapi ini yang sekarang hanyak Sebagian kecil yang tampak, namun di relokasi di pasar mahira, lampulo belakang. Kami bisa observasi tempat.Â
 - Inspirasi 2 Pelestarian Manuskrip Aceh (Koleksi Tarmizi Abdul Hamid dan Pemanfaatannya Bagi Keilmuan Nusantara)"Â
Dengan rahmat tentunya kita bersyukur, semua ada hikmahnya. Kami berkunjung ke rumah bapak Tarmizi yang sangat sederhana, yang tujuannya untuk untuk membuka akses serta memperkenalkan kepada pelosok asia dan nusantara dan siapa saja untuk datang ke rumah beliau yang kita sebut sebagai "Rumoh manuskrip Aceh". Dalam rangka mencari ubudia, ilmuwan, yang sekarang maupun yang pernah ditinggalkan oleh leluhur kita pada masa yang lalu. Dari perjalanan sampai ketika kami datang hujan sangat deras, ketika acara kami di mulai hujan pun langusng berhentui yang mengindikasikan bahwa dengan keihklasan kami memburu ilmu, modal utama bagi kita untuk menggapai dunia yang akan datang tidak lagi seperti ini. Nanti kita berjumpa seperti ini agak susah, semua meeting zoom, semua boss universal, boss google, jenuh dengan teknologi, kriminalitasnya tinggi di situ. Orang-orang akan jenuh, justru mereka inginkan seperti ini, ini yang dianggap mewah karena memang sulit, dilakukan dalam berbagai kesibukan semua orang tentang dunia global. Jadi masih sangat langkah jika kita duduk seperti ini. Sebelumnya sudah pernah datang mahasiswa dari unimed, UII dan lain-lain, juga dari Malaysia, singapura, brunei, mereka mencari sesuatu yang tidak ada di negara mereka. Karena sudah di anggap barang yang sangat mewah, susah di cari seperti mushaf Al-Qur'an, mereka ingin menyentuh yang asli tapi museum tidak memberi izin, akhirnya mereka buka google, dan ketemu pak tarmizi, di telepon dan menanyakan tentang mushaf Al-Qur'an yang beliau koleksi sejak abad 17, yaitu 400 tahun, masih bis akita buktika kehebtan orang dulu dalam menulis naskah asli tidak pakai mesin, alat, desain foto, mereka tulis dengan tangan sendiri. Benarkah? Salahkah? Kita akan lihat nnati. Maka hal inilah yang harus kita kaji. Kalau Bahasa manuskrip kuno' harus diperpanjang hingga tinggi kelimuannya'. Beliau adalah Tarmizi Abu Al-Hamid atau dengan sebutan Cik Midi, seorang kolektor manuskrip Aceh kuno. Di rumah beliau sudah datang banak sejarawan, arkeologi, filologi, dan lain-lain dengan tujuan mereka ingin melihat bagaimana perkembangan khazanah keilmuan masa lalu dibandingkan dengan sekarang. Bagaiamana professor dulu seperti syekh Abdul Rauf al singkilii, syekh hamzah al fansuri, Syekh Syamsuddin As Sumatrani yang memiliki nilai dalam sejarah. Di rumah beliau ada sekitar 600 manuskrip yang telah di cuci, restorasi dengan air dan tidak rusak kertasnya. Bahan kertas yang luar biasa ketika zaman dahulu sehingga tidak bisa rusak. Tujuan restorasi agar dibersihkan dari kutu buku, jamur, asam dan lain-lain. Yang membersihakan adalah orang Indonesia asli yang sekolah di jepang. Barang-barangnya dari Jepadng, yang laksanakan adalah perprusnas. Naskah yang sudah rusak, di tambal pakai tissue jepang. Yang harganya stu meter 23 juta, justru itu yang membuatnya bisa terjaga. Di sana dibutuhkan laboratorium arsip, kumpulan arsip-arsip, ijazah-ijazah dikumpulkan dan diperbaiki. Berbeda dengan Indonesia. Jadi, tugas beliau itu selain mengajar dan kuliah umum tentang kearifan local, beliau juga menjelaskan tentang manuskrip, sejarah masa lallu, khazanah tentang Aceh. Mendengar kata Aceh, Ach adalah serambi mekkah, daerah syariat islam, daerah yang diperebutkan (jelas), yang berpangkat gelar-gelar lain, takut begini begitu, ada gejolak kemarin perang yang terjadi di Aceh, itu sudah jeas. Jadi, Aceh berbeda hiruk-pikuk Aceh dengan daerah lain, apa adanya, apalagi pasca tsunami. Justru orang lain suka, karena mereka mencari apa yang tidak ada di negara mereka, aceh daerah modal, diperebutkan dari dulu sampai sekarang. Jadi kemari nada gejolak, perang di Aceh, kenapa? Ingin mengurus rumah tangganya sendri dalam islam, yakni islam sendiri, tidak usah campur yang lain. Tidak usah membuat orang takut saat mendengar nama Aceh, kasar-kasar, memang di Aceh ada orang sunda yang lama di Aceh, saudara dengan gubernur Sumatera Barat, setelah tsunami, beliau menetap di Aceh. Ada lagi Aceh banyak ganja, dikasih sekarang, habis, besok ada lagi, di aceh banyak tambang emas, semua orang-orang dari jawa tanam-tanam kebun seperti pasar. Jadi Banda Aceh itu kawasan emas, minyak, kelapa sawit, sudah dipetakan semua. Jadi bagaimana bentuk Aceh ini di jajah oleh Belanda tapi tidak berhasil di jajah. Bangsa dari sejarawan tidak pernah di jajah. Mereka lama di sini, tapi masyarakat aceh tidak mengikuti perintah dari mereka. Tapi aceh selama 32 tahun melawan mereka, sehingga lahirlah Hikayat Perang Sabil, syair perang, semangat itu yang dikelola penduduk aceh untuk di bisa perang gana. Akhirnya agresi kedua, belanda tidak masuk lagi ke aceh. Di saat jogja masih di duduki, jawa masih diduduki, Batavia semua. Sedangkan aceh dating membawa segala keperluan untuk saudara, membawa alat-alatnya di sana. Indonesia pada saat itu untuk mempertahankan kemerdekaan membutuhkan pesawat, aceh memberikan pesawat, 2 pesawat, seulawah 1 dan 2, disitulah cikal bakal garuda Indonesia. Tp orng aceh naik garuda ke jkt tiketnya lebih mahal, itulah perjuangan aceh itu sendiri. Apa aceh itu? Kalua aceh skrng satu provinsi termiskin di Indonesia (kata berita). Aceh masa sekarang merupakan salah satu provinsi dalam negara kesatuan republic Indonesia. Aceh masa lalu merupakan sebuah negara berkerajaan islam yang terkuat peradabannya di asia. Di aceh adabudaya, ada qanun, dan lain sebagainya. Missal, apakah ada di provinsi lain undang-undang di atas undang0undang? Aceh ada undang-nya sendiri, ada partainya, ada syariat islamnya sendiri. Kulinernya yang sangat enak, yang bercampur semua. Lengkap sudah. Sebagai seorang mulim kita, tidak perlu was-was kita .dan di dalam rumah beliau adalah barang-barang yang sudah lama seperti manuskrip yang sudah berusia 300-500 tahun tersebut. Toleransi di sini apakah untuk aceh saja? Tidak. Ini untuk semua nusantara. Perempuanperempuan di Aceh juga menulis manuskrip kuno. Contoh Laksamana Malahayati, jadi d Aceh ini tidak mengenal gender. Cut nyak dhien, cut meutia dsb. Jadi tidak ada keterbatasan di sini, toleransi yang dating semua keilmuan. Ilmuan fiqh kontemporer, imuwan Kesehatan, Pendidikan, dsb. 3 embrio kerajaan aceh Darussalam ada indra paser, Yamaha hindu, jadi 3 embrio tersebut diislamkan dengan perjanjian adalah rumah ibadah mereka kalau mereka masuk ke islam pada abad2 ke 14, rumah ibadah mereka tidak dimusnahkan untuk menjadi suatu bukti makanya daerah-daerah seperti indra puri, kan indra puri itu sebenarnya pura dijadikan masjid, atap yang bertingkat-tingkat. Itu sifatnya toleransi, bukti kita bahwa orang aceh menerima apa adanya bagi orang siapapun. Di aceh besar, dikenal lah dengan 3 kerajaan hindu tersebut atau aceh 3 segitiga. Aceh masa lalu merupakan kerajaan islam terkuat di Indonesia. Aceh mengalami peradaban islam sangat tinggi pada era abad 17 masehi. Sebagai bukti yaitu manuskrip kuno yang beliau koleksi yang di tulis sejak abad 17 masehi. Ketika kita berbicara tentang peradaban, apa sekarang peradaban, orang sejarawan belum pernah mengatakan peradaban Indonesia, peradaban sumatera. Yang selalu kita dengarkan adalah peradaban aceh. Karena memang dia mewakili dari nusantara ini, dari asia adalah untuk kemajuan di nusantara. Yang dikatakan nusantara brunei juga masuk nusantara, Malaysia juga masuk nusantara, Thailand, dsb. Jadi puncak peradaban terjaid pada abad-abad tersebut (17 masehi). Pada saat abad tersebut ada pemimpin yang sangat terkenal yaitu sultan Iskandar muda. Toko invasi ingin merebut medan, jawa dan ingin memperluas kekuasaan. Mengapa? Apakah tidak cukup untuk Kawasan Aceh saja? Dia ingin menyekat pengaruh Kristen dengan tujuan untuk perdagangan maritim, dengan ekonomi syariah. Jadi non monopoli. Mereka putar portugis melakukan monopoli Nampak. Maka terjadi invasi. Tentunya dalam hal ini memperluas pengaruh dari semangat islam ke dalam kitab-kitab yang berbahasa melalui jawa, aceh, dan arab. Dulu Baghdad Darussalam nama banda aceh atas kesepakatan di bangun oleh Sulthan Al Mughayat Syach pada tahun 1514M. ibu kotanya gampoeng pande yang sekarang sudah jadi laut karena sudah terjadi 4 kali tsunami besar, jadi hilang. Jadi peunayong dan sebagainya adalah daerah pusat kesultanan zaman dahulu. Aceh merupakan panggung dari peradaban asia. Menjadi kota pusat peradaban yang gemilang di asia tenggara. Kala itu aceh merupakan salah satu kota pusat peradaban kelima terbesar di dunia setelah portugis, Istanbul di turkiya, maroko di afrika, Isfahan di Persia, dan banda aceh Darussalam di asia tenggara. Inilah yang dikatakan sebagai penggiling dari segala peradaban. Makanya kalau lihat di aceh sekarang banyak peninggalan yang bernuansa semuanya ke islam. Kalau mau lihat batu nisan ada. Warisan budaya aceh satu-satunya ide Indonesia yang paling menyimpan banyak sebaran warisan daerah. Saying barang yang bernilai tinggi dan tak tergantikan ini tidak ada perlindungan sama sekali. Walaupun ada undang-undang cagar budaya no. 11 tahun 2010. Sampaiannya sebagai batu nisan, manuscript. Manusia dan sejarah Kita datang di Aceh mengukir sejarah. Anak cucu kita, kita tulis nanti, pernah datang ke Aceh, pernah tugas di Aceh, pernah pertukaran mahasiswa di Aceh. Tapi masuk perguruan tinggi di jaw asana, semarang, berdasarkan apa? Berdasarkan ijazah. Ijazah sma, smp, itukan sejarah. Tanpa itu, tidak bisa. Jadi sejarah ini semisal mau ke Jepang, harus lihat ke belakang dulu. Manusia juga sebagai actor dari sejarah. Sejarah itu mempelajari manusia yang di buat oleh manusia itu sendiri.suka atau tidaknya tentang ilmu sejarah, tapi manusia telah membuatnya sebagai sejarah. Maka jika manusia tidak suka dengan sejarah mereka, berarti manuysia itu sendiri sudah keluar dari jalur kehidupan. Karena sejarah itu adalah pengetahuan dari sendi kehidupan. Budaya dan adat aceh Aceh itu sama dengan budaya yang ada di NTB. Kreasi, perlaku kita masa lalu sehingga menjadi suatu kebiasaan. Ada tantangannya dan sebagainta yang menjadikan misi turun temurun. Kalau di aceh, tradisi, logat dan kebudayaan di masa lalu itu, digunakan di aceh asalkan tidak bertentangan dengan syariat islam. Bertentangan dengan syariat silam, berarti bukan budaya dari aceh itu sendiri. Karena di aceh adalah lingkarannya syariat islam. Makna dari budaya aceh dinilai dari itu yang dijiwai aceh ini menjadi budaya sendiri dijiwai oleh nilai-nilai islam yang tidak boleh lepas sebagai akar tunggalnya untuk berkreasi, untuk membangun tata ruang kehidupan masyarakat menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Itu perluan dari sebuah kebudayaan. Effort budaya, efoort adat dan sebagainya itu adalah produk-produk yang sangat mahal. Beliau bercerita pernah pergi ke Jawa Barat, melihat bagaimana Gedung yang ada di sana, artinya kita harus mngetahui daerah itu dulu. Ita harus mengusai karakter dari orang-orang, saudara-saudara kita, bahasanya, daerahnya yang memang dingin, walaupun dekat dengan Jakarta dan sebagainya. Jadi dipelajari dulu manusia di situ. Ilmu mempelajari manusia itulah antropologi. Suatu perang, intelegen, siappaun di situ yang mempelajari akan menguasai dulu budaya. Kalau budaya adat suatu daerah belum di kuasai, dia belum nyaman hidup.kemudian interaksi sosial budaya, interaksi sosial sehari-hari atau sosiologi dengan beberapa orang lainnya, susah dilakukan kalau karateristik kebudayaan masih buta. Kalaupun orang dating ke Aceh pasti pergi ke masjid raya baiturrahman, ke museum tsunami dan lain sebagainya. Orang-orang ingin ke sana karena ingin melihat sosiologi dari daerah tersebut. Beliau sangat setuju bahwa budaya itu adalah pondasi dari pembangunan apapun. Di kampus juga kita punya budaya, budaya malu, budaya melihat kawan yang berbeda budaya, artinya budaya-budaya yang tidak bermanfaat kepada orang bukan budaya seorang fitrah, dimanapun mau di Semarang, NTB, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara dan lain-lain. Kajek adalah perbuatan kebiasaan secara berulang-ulang menjadi suatu kebiasaan yang harus dihormati dalam lingkungan tertentu. Apakah maulid di aceh selama 3 bulan masuk adat? Boleh. Apakah termasuk budaya? Boleh. Adakah maulid di Indonesia sampai 3 bulan? Makanannya pun beda. Makanannya nasi yang di taruh dalam daun pisang. Di taruh agar kualitasnya lebih enak dan jauh beda. Boleh di teliti dari segi kedokterannya. Makna adat aceh adalah mengatur segala kehidupan , tingkah laku masyarakat, berserikat hukum, syariat islam. Sejauh republic ini ada di dalam aceh, di aceh hukum islam, syariat islam malah semakin bagus pada masa-masa lalu. Pudarnya budaya, adatnya aceh 73 tahun era colonial belanda. Jadi ketika perang, mana sanggup mengurusi seperti ini, orang pasti menyelamatkan diri masing-masing. Kemudian 23 tahun era konflik aceh. Jadi aceh ini memang unik. Dalam keadaan selalu tidak pernah nyaman. Ini saja hampir 15 tahun nyaman-nyaman sedikit. Kemudian 17 tahun pasca gempa dan tsunami aceh sangat menyedihkan. Kalau mungkin yang lain kalau tidak kuat dengan aqidah islamnya, mungkin yang tinggal saat ini menjadi gila. Kalau tidak kuat mentalnya juga. Begitupun juga dengan beliau yang terkena dampak tsunami di pinggir pantai, habis semua harta beliau. Ini rumah beliau setelah tsunami baru di buat. Yang habis saat itu 115 naskah, yang selamat hanya nyawa, alhamdulillah. Orang lain juga berbeda, merusak cara berfikirnya. Berbeda, karena hubungan kita, keimanan kita kepada Allah, kita menjadi lebih kuat, banyak mencintai ini. Berarti di negeri ini, ada yang kuasa lebih daripada kita. Ada yang paling hebat berkuasa, apapun bisa dikatakan "jadi". Nilai adab dari Aceh seperti :
 - Syariat IslamÂ
- Aqidah -Â
Ibadah - AkhlakÂ
- Kemasyarakatan sosialÂ
- Nilai persatuanÂ
- Nilai musyawarah Yang paling kuat nilai musyawarah itu di jawa barat. Bernilai musyawarah. Ini menjadi suatu aib. Dengan nilai musyawarah, semua mudah.Â
- Nilai gotong royong, persatuan, gairahÂ
- Nilai tolong-menolong
 - Nilai harekat ekonomi,Â
- Nilai kejujuran (harus jujur, fitrahnya mengatakan kita harus jujur. Orang tidak jujur, fitrah menjerit di dalam). Siapapun yang tau kita dengan Allah, tapi kita takut. Contoh polisi lewat depan kita sendiri, tapi kita takut. Padahal polisi itu tidak mengetahui, kita sudah menjerit. Tidak ada yang lihat, itulah godaan daripada fitrah yang ada di dalam. Belum lagi memburuk, jadi suatu saat dia mengatakan sendiri, walaupun dia menyembunyikan, suatu saat dia akan mengatakan, inilah desakan dari fitrah itu sendiri.Â
- Nilai kemandirian. Jangan suka sekali bergantung sama lain. Berdirilah kuat di atas kaki kita sendiri. Contoh saya tidak mau buat pr kelompok dari kampus. Ada kawan saya pinjam. Jangan mengharapkan seperti itu kalau di kasih, atau alasan lain. Jadi, kita sendiri sebagai mandiri kita.Â
- Nilai keadilan. Harus berkeadilan dalam melakukan aktivitas ekonomi. Ini aktivitas ekonomi daripada acehÂ
- Kesabaran seperti kita dituntut dalam Islam. Ada nilai dan sebagainya.
- Ada nilai kreativitas, dan nilai-nilai akhlak. Orang aceh berbisnis, berjualan, ada nilai ibadah disitu. Dengan pedagang bisa, membantu orang lain bisa, membantu tenaga, membantu meminjamkan modal. Inilah nilai-nilai yang terjadi di Aceh.Â
Ada beberapa kerajaan kecil yang disatukan menjadi kesultanan Aceh Darussalam. Kalau di jawa ada kerajaan demak, majapahit dsb. Di aceh ada kerajaan perlak, samudera pasai, lamuri, barus, pedir, linggah gayo dsb. Yang terkenal di aceh adalah kebun kopi yang ada kofenya, kopi asli. Kopi luwak asli, daerah Lamno.Â
Banda aceh jaya, Pasai aceh utara, petro dollar (lhokseumawe) banyak gas, lamuri di krueng raya, kerajaan pedir ada di perbatasan aceh, kerajayaan jaya/daya (lamno) yang indah sekali pemandangannya, kampung Portugis di sana orang-orang seperti orang barat timur, orang portugis, hidugnya mancung semua, mereka semua orang aceh.
Orang aceh banyak yang berkeluarga dengan orang sunda. Potumurhum adalah dia yang melaksanakan adat, dia yang menguasai adat, kemudian hukum di syiah kuala, qanun di putroe phang (putri dari Pahang), resang di laksamana, Iskandar muda, putroe kamalia, syekh abdurrouf 1693 yang mengusai hukum salah satu karyanya adalah terjemahan tafsir.Â
Kekuasaan aceh dulu, yang tinggal di rumoh aceh dulu adalah orang-orang pada masa itu. Ada juga wilayah teritorialnya Iskandar muda, orang dulu belum banyak yang islam. Jadi diadakan pengajian untuk mendalami islam.Â
Rulun negara dari Aceh Darussalam dulu pada masa lalu, punya keadilan, symbol kerajaan, bendera, hymne, ada stemple dan cap yang sangat dihormati bagi masyarakat. Kitab undang-undang, qanun, kalam, al aisyi (rumah di banda aceh), ilmu, Pendidikan , pengajian, dunia dan akhirat. Bahasa nasional sehari-hari adalah Bahasa aceh pada masa kesultanan. Kemudian dalam Bahasa daerah aceh dalam Bahasa ibu atau Bahasa sagoe.Â
Bahasa nasional Aceh ada 3 yaitu Bahasa aceh untuk local (untuk orng2 di kampungnya), Bahasa melayu untuk bhs internasional (bahasa pengajian, bahasa diplomasi antar bangsa) untuk keperluan nusantara dan asia. Keperluan nusantara ini termasuk brunei, dan bahasa Arab yang merupakan Bahasa nasional Aceh untuk agama orang aceh. Badan hukum, kesultanan aceh Darussalam, majelis mahkamah hukum yang sudah ada dari dulu. Multi 4 yang berupa penasehat-penasehat sultan di malikul adil atau sekarang jaksa.Â
Di bawah pemerintah daerah ada panglima sagoe, seperti teuku, cut, kayak semisal di makassar itu andi. Di aceh banya ada tuanku, teuku, teungku, dan lain sebagainya. Kemudian Lembaga negara qanun meukuta alam, bidang kenegaraan balai Rong Sari, majelis kerajaan dari uleebalang, majelis perdana Menteri, balai negeri mahkamah seperti dpr dan lain-lain.Â
Ada juga yang dari arab sendiri. Filosofi puncak masjid Aceh beberapa kali di bakar oleh Belanda, saat di bakar yang kedua kali, ditembaklah jenderal kohler di depan masjid raya, penembaknya dalam kerumunan ramai itu teungku muda salah satu keturunan Teuku Nyak Raja Imum Lueng Bata buka suara. Yang mayatnya di bawah lari dan disembunyikan pemakamannya supaya tidak di ketahui oleh belanda .Â
Kalau di ketahui belanda bahwa yang menembak adalah orang aceh, mayatnya pasti di bawah pulang ke belanda. artinya dari mereka mengatakan bahwasanya yang tembak kohler, mereka yang balas dendam sekarang dengan sendirinya dia naik pangkat, karir dan lain sebagainya. Masjid-masjid di aceh sekarang ini dipenuhi dengan karakteristik dari Persia. Kalau menemukan masjid-masjid yang bertingkat adalah dari pengaruh-pengaruh pada masa lalu kerajan-kerajaan hindu tapi tidak di rubah sekali. Tapi itu adalah sebuah masjid.Â
Dan melambangkan keseragaman antara sodara selain di nusantara juga terjadi di luar. Kemudian bentuk putroe phang sendiri, taman putroe phang itu adalah karakter bangunan yang di ambil dari al quran, taman firdays dsb, artinya mengikuti kerajaan dari Persia. Rumah aceh sendiri menggambarkan berbagai macam arti dan filosofi yang dari dalam.Â
Masuk kita harus menunduk, artinya kita punya nilai dari adab dan akhlak. Makanya jika seseorang tidak tunduk dan menopang dada, otak akan hancur karena bertabrakan dengan bawahnya. Kemudian kenapa atapnyta seperti itu, karena menghindari dati angin dan udara. Ada tiang pilar-pilar adalah karena dulu banyak hutan, sehingga keluar aman dari banjir dan yang paling masuk akal adalah anti gempa.Â
Karena aceh memang gudangnya gempa seringkali terjadi gempa. Maka orang dulu itu banyak gempa dan diceritakan masanya. Lombok, kejadian gempa di Lombok, cik midi memprediksi seperti kejadian di Lombok seperti ini menurut manuskrip. Boleh bertanya, semisal kenapa kalau di Aceh harus mengunyah ranub (sirih) dulu? Ranub itu untuk anti racun. Jadi kalau orang aceh di kasih ranub makan aja. Sirih itu sudah menjamin kita.Â
Kalau dulu kan banyak bangsa di sini, jadi di suruh untuk mengunyah ranub, garam dsb. Di rumah beliau ada manuskrip ? Laura: Bagaimana kondisi di Kerajaan Islam di Aceh pada tahun 1923 saat kekhalifan Sultan Abdul Hamid dari Turkiye runtuh? -Titik nol asal islam tertua di nusantara ini kita sepakati Aceh. Kemarin bapak Jokowi datang dan meresmikan baru sebagai titik nol Islam pertama di nusantara. Padahal dalam sejarah dunia, sejarah di Indonesia, sudah dipelajari dari dulu adalah titiknya di pasai, Aceh Utara.Â
Apakah setuju di batus? Ya setuju, karena di barus itu memang bagian dari aceh. Tapi kita sepakat sebagai pengkajian, penelitian, observasi dari nilai-nilai sejarah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Boleh di barus dengan bukti ada batu nisan, ada Bahasa, ada mata uang, ada yang diwariskan yang menjadi pedoman bahwasanya itu adalah islam tertua di situ. Kalau di pasai semua ada. Batu nisan ada, mata uang emas, dsb. Makanya professor sedunia, asia sepakat awal lahirnya islam di nusantara adalah pasai. Selanjutnya mengenai Sultan Hamid, hubungan aceh dengan Turkyie.
Diplomasi sangat tinggi, istilah orang aceh untuk melakukan diplomasi itu adalah dengan laga si cupang. Menawarkan jasa, membawa rempah untuk minta bantu turkiye memperkuat persenjataan di aceh untuk mengusir Portugis. Karena waktu itu aceh harus membuat hubungan dengan Turkiye utsmaniyah. Kenapa? Karena Turkiye pada saat itu terkuat setelah Portugis, Kalau sekarang Amerika setelah Rusia. Jadi masing-masing mencari packy/peki, karena ada gangguan perjanjian rempah di maritim di selat malaka. Kemudian aceh terus meneruys setelah memulai berbuat hubungan dengan persenjataan dengan Turkiye, Aceh menjadi kuat. Di saat itulah aceh runtuh mulai surut kekuatannya setelah sultan Iskandar muda tidak ada lagi.Â
Jadi runtuhnya aceh/ melemahnya aceh ketika dia tidak melanjutkam lagi hubungan dengan Turkiye. Dulu melalui hubungna turkiye adalah untuk mengamankan jalur malaka dari sebaran rempah, mengamankan dari monopoli rempah yang dilakukan oleh Portugis, mengamankan supaya kebebasan ornag muslim dalam perniagaan di laut.Â
Jadi kalau ada portugis, mulim ini tidak bebas melakukan perniagaan rempah di laut, karena selalu di halani oleh Portugis, tujuan orang aceh melakukan hubunguna dengan Turkiye terutama pada masa Abdul Hamid masih ada gudungan sekarang di banda Aceh, rempah hubungnan itu untuk mengamankan jalur internsional, bgtu hebat masa lalu. Artinya, dalam keterbatsan tidak punya apa-apa, teknologi, mereka sudah bisa melakukanm diplomasi dagang.Â
Artinya kalau negara kita sekarang mempunya modal yang snagat kuat di bidang pertanian dan sumber daya alam, jangan kita di dikte oleh luar. Kita harus dikte mereka, jangan kita didikte oleh china. Kalau bisa begini ya boleh, klu tdk bisa begini yah tidak boleh, karena di negara mereka tidak punya apa-apa, kita punya semua. Jadi hubungan dengan turkiye jelas adaa. Turkey juga jelas ulama yang besar di aceh juga bayak salah staunya mohammad baba aroumi yang berkarya dalam kitab dalilul khiarta atau masailah mubtadi'.Â
Kemudian yang dilakukan turkiye oleh aceh adalah menyuplai senjata berat seperti Meriam, dsb pertukarannya dengan lada hitam, lada putih dsb, jadi aceh dengan turkiye, jadi aceh dan turkite ibarat adej=k dan abang, kapan mereka lupa, kapan mereka tidak berhubungan, ketika aceh sudah kuat, disitulah kelemahan klu kita sudah jaya. Lupa kepada dasar, tapi tujuannya adala untuk mengamankan jalur rempah dari selat malaka dari orang portugis.Â
Jika kita ingin melahirkan keilmuan yang baru, tentunya kita lebih banyak berdiskusi dimanapun. Memang benar, bermacam-macam gaya, cara yang dibuat oleh kerajaan aceh Darussalam pada zaman itu tentang syariat islamnya, ada yang menyatakan sangat radikal, ada yang mengatakan tidak mau dijajah, itu catatan-catatan dari Inggris, Prancis yang memang Prancis itu yang jendralnya laksamana malahayati itu di atas kapal dan sebagainya. Itu memang yang di buat oleh para orientalis, mereka pada masa-masa itu memang tidak di terima di aceh.Â
Jadi menurut catatan dari sejarawan aceh sendiri. Tidak diterima di aceh, tidak mencukupi membawa saran-saran dalam melakukan berbagai kegiatan di Aceh terutama kegiatan masalah maritim, masalah dagang. Itulah yang di tulis oleh para orientalis, pedagang-pedagsng Eropa yang datang Aceh macam-macam. Malah yang sangat kita sayangkan kalau di tulis dalam buku-buku sejarah yang di buat oleh orang belanda tentang di aceh ini mungkin di bidang syariat islam ada sedikit di singgung itu. Yang paling banyak di singgung itu adalah masalah-masalah dari kekejaman orang sultan dalam menegakkan hukum-hukum islam itu. Memang iya, kalau kita memang sudah konsisten dengan hukum-hukum islam memang seperti itu, karena dia efek jerah pada orang lain, pada orang yang menyaksikan rajam, di cambuk di Aceh, memang tidak bisa tertutup, harus di lapangan terbuka.Â
Untuk apa? Apakah meremehkan seseorang manusia atau sedang Allah sendiri sangat menghormati? itu bukan dengan maksud apa, agar menjadi suatu pelajaran agar mendapatkan efek jerah terhadap yang melakukan. Jadi disaksikan dengan ribuan orang yang menjadi pelajaran bagi dia sendiri. Itu sangat adil bagi masyarakat aceh dalam menerapkan syariat islam.Â
Kenapa? China-china saja di Aceh yang non-muslim, penjual non-muslim di Aceh, orang-orang India juga, orang-orang Malaysia juga yang di cegat di Banda Aceh melakukan pelanggaran syariat islam. Ketika ditanyakan oleh wilayatul hibah di aceh ini para polisi, mereka lebih memilih kepada hukum yang ada di aceh, hukum syariat islam. Mereka rela dicambuk 100 kali daripada masuk penjara, menghukum istrinya, menghukum anaknya yang sedang sekolah dan nama baiknya. Kalau setelah di cambuk 100 kali, dia Kembali lagi kepada masyarakat. Artinya sudah dipulihkan dan sangat-sangat adil. Kalau masalah masuk penjara 5 tahun, bagaimana anak istrinya, bagaimana anaknya sekolah, bagaimana alasan yang lain.Â
Menyangkut ini, memang ketegasan dari syariat islam setelah di buat qanun itu dan kitab-kitab semua adalah pada abad 17 masa sultan Iskandar muda. Walaupun jika di pahami secara betul dalam hukum islam ini, hukum yang ada tidak begitu kontan, tidak bgtu kejam. Artinya sdah sesuai, ini bukan di buat oleh manusia, tapi allah yang memerintahkan hukum yang dilakukan tersebut. Jadi orang-orang di aceh dalam melaksanakan syariat islam ini, orang-orang aceh meminta keadilan dalam hukum ini sampai sekarang. Menurut penuturan beliau juga, semaksimal apapun, tidak sempurna sekali.
Telah dipaparkan tadi, 73 tahun masyaskat aceh hilang, tidak mudah tentang itu semua. Jadi tidak semuanya sempurna. Tentu aceh sebagai daerah syariat islam. Adanya sistem syariat islam, adanya Lembaga syariat islam, sertifikat alam dengan syariat, mereka sudah mensyukuri daripada bebas. Artinya apa yang ada dulu, mereka bisa dan mampu untuk melaksanakan secara kaffah memang sulit untuk dilaksanakan. Namanya pemerintah sudah menyetujui tentang qanun syariat islam di aceh ini, sudah luar biasa bersyukur.Â
Pertanyaannya: Apa yang bisa memperkuat saya tentang syariat Islam di Aceh? Banyak sekali contohnya adalah Mushaf Al-Qur'an, ada Sirat Al-Mustaqim yang di tulis oleh Syaikh Nuruddin Ar-Raniry , ada Tarjuman al-Mustafid yang di tulis oleh Syaikh Abdurrouf As Aingkili, ada bustanus salatim yang di tulis oleh nururddin ar raniry, Mir'at al- Thullab oleh abdur-rauf as singkili yang merupakan fiqh kontemporer ekonimi islam dan semua tentang masyarakat islam pada waktu itu untuk dititipkan kepada kita di nusantara ini, untuk melaksanakan ini. Kenyataanya, baru satu yang ada yaitu bank syariat Indonesia (BSI) yang berlaku.Â
Ada juga eknomi moneter, bagaimana cara dagang orang aceh terdahulu, bgmn masjidnya, bgmn pengajiannya, dan lain sebagainya bgmn nilai-nilai syariat islam di aceh sebelum aceh seperti saat ini. Ketika ini terjadi, terjadi suatu gejolak-gejolak yang terjadi di aceh ini, seperti sebaliknya jadi mereka menuntut ada sesuatu yang hilang, bahkan kembali dari sekarang seperti semula, itu yang di tuntut. Itu yang terus terjadi konflik yang ada di Aceh. Kertas manuskrip itu harus dibersihkan dengan sarung tangan, karena mengandung zat asam karena kertasnya sangat sensitive dan umurnya sudah 400 tahun, di kumpulkan dari kompensasi yang beliau byrkan ke masyarakat. Di beli semua, beliau menjalankam ini sudah 25 tahun, beliau koleksi. Semua pakai uang pribadi dari keluarga dan lain-lain. Jadi begitu penting keilmuan ini untuk bisa kita membuktikan.Â
Kita buktikan referensi dengan peninggalan para ulama dimasa lalu. Kemudia tidak begitu saja, beliau menjadi kolektor manuskrip ini kadang-kadang orang datang membawa dan mengatakan yang ada hanya ini (Sebagian saja) bagaimana, Ada namanya tempat sirih, bahasanya batee ranup terbuat dari kuningan asli. Orang dulu sudah bisa mengukir seperti ini, asli. Kemudian alat bantu penerang dulu tidak ada seperti kit aini, masih dlm gelap, tapi beliau-beliau ini sdh bs membuktikan karya hebatnya lewat manuskrip. Lampunya seperti yang beliau contohkan, di gantung.. dengan sumbu, ada aceh, ada minyak.Â
Mereka menulis manuskrip seperti itu penerangnya. Yang jadi tanda tanya beliau sekarang, kita dengan berbagai macam teknologi sekarang, komputer dsb kenapa tidak mampu untuk menyelaraskan keilmuan orang dulu dengan orang sekarang? Pertanyaan : Â Sempat bapak jelaskan zaman dulu itu, terkait peran perempuan, yang mana bapak juga sudah jelaskan disana kesetaraan gender tidak ada, jadi semua merata baik dalam rumpun keilmuan dan sebagainya.Â
Dimana perempuan juga bisa mengambil peran maupun dlm keilmuan dan sebagainya contohnya Cut Malahayat. Tapi kemarin sempat dengar beberapa penjelasan dari salah satu dosen modul nusantar terkait sistem patriartki yang masih kental sampai saat ini. Di mana saya mihat contoh langsung ketika acara kenduri maulid nabi kemarin. Dimana yang lebih banyka berkontirbusi itu adalah kau madam. Dengan stigma sistem patriarki marajalela dan sangat kental sampai saat ini. Itu tanggapan bapak bagimana? Soalnya agak kontradiksi dengan yang bapak bilang tadi, di mana peran kesetaraan gender zaman dulu, merata? Bagus kearifan local, kekayaan dari kelokalan itu sangat bagus pertanyannya. Artinya kita harus lihat. Ada dua era sekarang yang berbeda. Kalau era dulu seperti laksamana malahayati dia tidak sekolah akademi militer, tidak sekolah akademi kepolisian, tapi dia laksamana.Â
Dia menghunus pedang di tengah laut untuk mencincang para portugis itu, dia singa laut yang paling ditakuti, seorang perempuan. Kemudian cut nyak dien, membalas dendamnya terhadap suaminya Teuku Umar, dia seorang pahlawan. Pahlawan srikandi nasional yang paling ditakuti oleh penjajah. Ada juga cut meutiah, dan perempuan-peremuan lainnya semua yang memang gagah sekali, istilah orang aceh singa betina, tidak mengenal rasa takut sedikitpun pada masa lalu. Apakah gender seperti itu dulu? Tidak. Karena mereka turun di medan perang lebih banyak daripada perempuan. Kalau istilah di aceh sekarang adalah inang balee, untuk menuntut terbunuhnya para suami, itu dalam perang, baik perang dengan belanda, portugus, inggris, itu jelas. Para kaum hawa lebih banyak berkecimpung di garis depan. Kemudian ratu safiatuddin memegang langsung kerajaanya.Â
Presidennya langsung. Ada ratu camalia dan 4 ratu lainnya. Cumin karena dalam sistem islam, hukum islam, syariat islam para ulama di aceh tentu tidak membenarkan seorang perempuan menjadi pemimpin di Aceh di daerah syariat islam. Disinilah peran abdur rauf yang luar biasa. Dia tidak boleh menjadi pemipin di bidang agamanya, tidak boleh.Â
Tapi karena dia dari keturunanny, ayahnya seorang raja, turun-temurun yang mewakili dari kerajaan aceh Darussalam menjadi ratu di situ. Tapi dia tidak bisa memutuskan kebijakan pada agama, tidak boleh. Di aceh ada Qadhi Malikul Adil sendiri. Kemduian untuk saat ini, mungkin lain lagi masalahnya. Kalau di aceh lebih banyak pintar orang laki-laki memasak daripada perempuan contohnya uah blangong, bebek, dan sebagainya. Karena mungkin seorang ibu lagi mengurus anak, lagi di rumah, urusan keluarga di bantu sama suami dan sebagainya.Â
Jadi beda zaman seperti saat ini. Tapi gender semisla untuk ke sawah, jadi gender juga kadang-kadang uturn ke sawah. Cuan klu maulid di tempat masjid semua itu memang jarang perempuan yang datang. Karena mungkin ada kebijakan tertentu. Apakah orang perempuan tidak boleh makan maulidid masjid? Boleh saja.Â
Tapi mungkin ada sesuatu aturan di kampung sendiri karena yang datang banyak lelaki darikampung tetenagga. Jadi perempuan agak sedikit jangan ada arah, kecuali ada para ummi-ummi atau ustadzah yang khusus untuk membuat maulid dikelompok masing-masing. Yang jelas beliau katakana dalam kerajaan Aceh Darussalam, itu tidak ada sistem dari penyekatan dari kreativitas perempuan dan laki-laki tidak ada. Sekarang mau calon wali kota banda aceh perempuan juga boleh, tergnatung siapa yang memilihnya terserh.Â
Tapi pada prinsipnya, kalau dikata 'oh tidak boleh perempuan yang mencalonkan wali kota banda aceh, karena masih ada laki-laki, tapi inikan tidak di larang juga dalam ulama-ulama di aceh. Tapi pada prinsipnya kalau memang masih ada laki-laki yang bisa dipercaya mencalonkan diri ya, silakan saja. Tapi yang jelas tidak ada fatwa perempuan di aceh tidak boleh memimpin. Mungkin yang saya tanya tadi beda. Jadi beliau jawab, oang di Aceh yang memasak, di Aceh lebih enak para lelaki. Mungkin entah bumbu, apa racikan apa yang di buat.Â
Pertanyaan Amal tentang kerajaan Demak di bawah Sayyid Abdurrohman Ar Rumy. Ali Mughayat Syah, Jepara, Demak dan lain sebagainya. Semua peradaban dari murid-muridnya yang da'i membawa dari Syaikh Abdur-Rauf As Singkili dalam hal pengajian-pengajian nusantara pada waktu itu. Walaupun wali songo itu sendiri kalau dikatakan ada wali-wali dari aceh. Namun masih ragu-ragu, tidak ada masalah, yang penting itu adalah keislaman dari jepara, sudah lebih maju dan sudah gemilang, sudah alim-alim sampai sekarang. Cuman saat ini ada islam-islam tersendiri yang otoriter di Indonesia, lahirnya ulama nusantara dan sebagainya.Â
Referensi : hikayat raja-raja pasai. Hikayat raja-raja pasai dan hikayat raja-raja Aceh. Kebetulan, tdk ada naskah asli dari jepara, tapi ada dalam bentuk digital. Di situ ada kisah para raja pasai sampai ke ternate, Thailand Darussalam, sampai ke brunei. Ada referensi yang paling lengkap yang ada di rumoh manuskrip aceh itu bustanu salatin (tamannya raja-raja).
Tapi kita hanya melihat dalam pasal 13, bab kedua tentang kerajan-kerajaan aceh Darussalam. Kalau bab 3, mungkin kerajaan nusantara dan asia, banyak yang terjai para lama lama dan silsilah dari kerajaan demak itu sendiri. Bisa kita buka literasi sama-sama, bis akita cemerlangkan lietrasi ini. Harus kita populerkan, bisa minta nomor beliau.
Sesi 2 Apa yang beliau ceritakan tadi itulah buktinya. Laboratorium budaya, kita langsung berhadapa bukan dengan gambar itu saja, tapi kita berhadapan langsung dengan fisiknya. Yang ditunjukkan beliau merupakan case material kumpulan-kumpulan manuskrip yang ada di rumah beliau. Kemudian, apa itu manuskrip? Hand manuskrip, tulisan tangan. Manusirp adalah catatan masa lalu yang di tulis dengan tangan asli.Â
Kita mempelajari catatan ini adalah masa lalu 400 tahun lalu, berarti kitasudah mempelajari gaya hidup beliau,dan apa yang dilakukan oelh beliau. Manuskrip catatan peristiwa masa lalu di tulis dengan dengan tangan oleh intelektual islam, ulama, pada masa silam, era kerajaan aceh Darussalam dengan memakai alas media kertas yang di impor dari negara-negara eropa pada abad ke 17. Pada umunya masih semnya semua maemakai watermark atau cat air. Bisa kita buktikan.Â
Kalau tidak ada watermark cat air berarti bukan manuskrip tapi pesan. Watermark adalah bukti otentik, keilmuan, dan bukti peradaban. Bukti orisinil sejarah itu ada. Bahan buku, penelitian, pengkajian dalam semua bidang ilmu, pembaca, pikiran dan peradaban masa lalu dalam berbagai bangsa dan negara.Â
Manuskrip hukan bicarasejarah saja, tapi berbicara keilmuan, ilmu umum, agama, ilmu astrinomi, kedokteran,kesehatan, keagamman, tasawuf dan lain-lain. Kalau kesehatan, karakter manusia, karakter tubuh sudah diketahui. Gerak tubuh sudah tahu, bagaimana seseorang berjalan, bagaimana dia duduk, bagaimana dia bicara, dsb. Kalau ulama ulama yang sudah tinggi mempelajari ilmu tasawwuf. Restorasi manuskrip juga dilakukan terus, pengkajian, penelitian, mereka mencari obat, yang sakit ini apa obatnya dan lain-lain. Hanyakan obatya sedikit, untuk dibagikan ke semua tidak cukup. Obat maag jadi manuskrip, yang terserat dalam ganja juga obat, obat diabetes dan semua tersebut dalam manuskrip.
Di situ hebatnya orang dulu. Kita masih mikir-mikir, orang dulu sudah berbuat. Kita masih mikir 5 tahun ke depan, misi ini, visi itu, tapi orang dulu sudah berbuat dengan era yang terbatas, tidak pernah kuliah, tidak pernah masuk polisi tapi beliau sudah mempertahankan kemerdekaan. Kebinekaan manuskrip jadi macam-macam, fiqh, umu, sejarah, farmasi, dari adat budaya, tasawwuf, Al-Qur'an Hadits, hukum, keagamaan dan sebagainya.Â
Dulu juga ada barter, semisal satu manuskrip alam rumah beliau yaitu Kitab Al-Rahman fi Al-Tibb Wa'l-Hikmah : teori penyakit dan tindakan medis dari zaman medis dari zaman Yunani kuno sampai kerajaan Aceh Darussalam. Jadi meliau koleksi itu semua bukan untuk anti-anti, tapi diganti ilmu pengetahuan untuk lisan. Melakukan dua keilmuan, masa lalu dan sekarang. Kalau sekarang canggih, buatlah dengan keilmuan yang baru.Â
Ada juga para kraton aceh padermansa dan lain sebagainya. Cukupan temuan ada koleksi tarmizi al hamid, al qur'an, tafsir, tata Bahasa, ilmu astronomi, dzikir maulid (barasanji), tajwid, jimat, pengasih, pengibatan tradisional ada dzikir, sholawat, adab para pemimpin dan lain sebagainya.Â
Ada beberapa Ulama lintas zaman di aceh, walaupun beliau sudah tidak ada lagi sejak 400 tahun, tapi beliau masih di kenang sampai sekarang. Contoh Nuruddin Ar Raniry ada kampusnya, Abdur-Rauf As Singkili ada kampusnya di Syiah Kuala (USK), kemudian Hamzah Al Fansuri, Syamsuddin As Sumatrani.Â
Walaaupun beliau sudah tidak ada, tapi nama beliau-beliau masih berada di atas keilmuan para professor-professor di asia. Dalam keadaan yang sangat singkat, era yang tidak ada apa-apa, tidak ada komputer, tidak ada mesin ketik, tapi beliau dengan menulis tangan sendiri bisa membuat kitab sebanyak ini. Tapi anak muda zaman sekarang, bisa dapat berapa karya? Palingan skripsi, itupun terpaksa. Kitab terpenting yaitu sirat al-mustaqim yang merupakan kitab ibadah pada masa kerajaan aceh Darussalam.Â
Kalau fiqh kontemprer mir'at at tullab Mir-atul Thullab. Buku-buku inilah ayng menjaid pedoman kerajaan aceh Darussalam pada masa lalu. Bustan al-salatim juga merupakan kitab dunia yang paling di cari yang merupakan tamannya para raja-raja. Manuskrip kuno semua ini juga di cuci dan dibersihkan menggunakan air dan alcohol sedikit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H