Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serambi Mekkah dalam Rekam Jejak Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Universitas Syiah Kuala (Modul Nusantara)

22 Oktober 2022   03:43 Diperbarui: 22 Oktober 2022   04:06 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau ini banyak berjuang di isu terorisme. Ibu pembicara banyak bertemu dengan mbak Mira ini dan berunding terkait upaya pemberhentian isu terorisme. Mereka berunding terkait penyelesaian terorisme dan saat ini bekerja di empatiku. Mereka beradvokasi, berbeda di luar negeri, semisal Libya. Sedangkan di Syiria mereka mengkampanyekan syari'ah, semua kehidupan di tanggung, biaya kesehatan di tanggu, hidup nyaman, zaman dahulu orang-orang sangat sadis terhadap perempuan mereka di kurung dan lain sebagainya.

 Badriah, Aceh Utara 

- Perempuan penyintas, kepala rumah tangga 

- Pejuang pemenuhan hak perempuan korban kekerasan terutma yang bekerja di tingkat gampong/desa 

- Sosok penyemangat dan motivator bagi puluhan warga yang menjadi korban kekerasan (KDRT) dan berbagai tindak kekerasan lainnya. 

- Rumahnya menjadi shelter atau rumah aman bagi perempuan dan anak korban kekerasan. 

- Paragelas gampong

 - Mendapat penghargaan PAA (Perempuan Aceh Award) 2015 

Kak Badri merupakan sosok yang luar biasa dan ibu rumah tangga, pekerja keras, mengalami KDRT yang luar biasa parah. Sampai kemudia ada organisasi wanita dan kemudian mengkritis hal tersebut, dan dari situ diketahui bahwa suami dalam Islaam yang dipatuhi adalah suami yang memimpin dan adil, tidak menzolimi perempuan. Bagi beliau organisasi perempuan adalah sekolahnya dan beliau menjadi penyintas bagi perempuan. Dan perempuan yang berjuang hari ini, yang tidak tamat SMA menjadi pimpinna sebuah organisasi NGO karena pengalaman lapangan. 

Benang merah antara Penerima Nobel dengan Perempuan Pegiat Perdamaian di Indonesia: 

- Berpihak (peduli) pada kelompok marginal/rentan/korban 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun