Beliau ini banyak berjuang di isu terorisme. Ibu pembicara banyak bertemu dengan mbak Mira ini dan berunding terkait upaya pemberhentian isu terorisme. Mereka berunding terkait penyelesaian terorisme dan saat ini bekerja di empatiku. Mereka beradvokasi, berbeda di luar negeri, semisal Libya. Sedangkan di Syiria mereka mengkampanyekan syari'ah, semua kehidupan di tanggung, biaya kesehatan di tanggu, hidup nyaman, zaman dahulu orang-orang sangat sadis terhadap perempuan mereka di kurung dan lain sebagainya.
 Badriah, Aceh UtaraÂ
- Perempuan penyintas, kepala rumah tanggaÂ
- Pejuang pemenuhan hak perempuan korban kekerasan terutma yang bekerja di tingkat gampong/desaÂ
- Sosok penyemangat dan motivator bagi puluhan warga yang menjadi korban kekerasan (KDRT) dan berbagai tindak kekerasan lainnya.Â
- Rumahnya menjadi shelter atau rumah aman bagi perempuan dan anak korban kekerasan.Â
- Paragelas gampong
 - Mendapat penghargaan PAA (Perempuan Aceh Award) 2015Â
Kak Badri merupakan sosok yang luar biasa dan ibu rumah tangga, pekerja keras, mengalami KDRT yang luar biasa parah. Sampai kemudia ada organisasi wanita dan kemudian mengkritis hal tersebut, dan dari situ diketahui bahwa suami dalam Islaam yang dipatuhi adalah suami yang memimpin dan adil, tidak menzolimi perempuan. Bagi beliau organisasi perempuan adalah sekolahnya dan beliau menjadi penyintas bagi perempuan. Dan perempuan yang berjuang hari ini, yang tidak tamat SMA menjadi pimpinna sebuah organisasi NGO karena pengalaman lapangan.Â
Benang merah antara Penerima Nobel dengan Perempuan Pegiat Perdamaian di Indonesia:Â
- Berpihak (peduli) pada kelompok marginal/rentan/korbanÂ