- Refleksi 2 (Peran Perempuan Dalam Merawat Damai; Pengalaman Aceh) : Begitu banyak perempuan inspirasi yang yang bekerja untuk perdamaian dunia. Begitupun juga di Aceh, banyak sejarah-sejarah perjuangan yang di nama perempuan terlibat didalamnya. Kayak semisal orang-orang di luar negeri sewaktu ibu pembicara berada di luar negeri, seperti orang-orang Timor Leste dan lain-lain ketika di tanya, mereka tidak tau perjuangan Aceh, sejarah Aceh, bagaimana perempuan di perkosa ketika zaman dahulu di Aceh, walaupun di tahun 1998 sudah ada testimoni 100 peserta seminar. Dan yang mendampingi adalah satu wanita hebat yang sudah dipaparkan di atas yaitu Farida Hariani, beliau juga pernah mendapatkan award tahun 1999 bareng alm.Â
Munir baru tahun berikutnya ibu pembicara. Sampai hari ini beliau masih menjadi aktivis/penggiat. Selanjutnya ada Kak Ruby masih muda sekali. Karena kiprahnya yang luar biasa, beliau bersama bapak yang baru saja berpulang, alm. Merupakan sosok yang berjuang untuk pluralisme dan lain sebagainya. Maka dari itu perempuan harus memiliki narulitas yang baik, bukan untuk jadi gubernur, jadi bautpi tapi berjuang untuk keadilan. Perempuan zaman dulu biasa dikaitkan dengan seksualitas dan reproduksi, maka orang Aceh dulu untuk membungkam hal tersebut, anaknya yang diperkosa dll. Perempuan dipakai sebagai alat pemuas nafsu. Bekerja lintas sektor ini penting. Dulu perempuan Aceh beruang untuk stop kekerasan, dan lain-lain. Komnas perempuan dulu, beliau di ajak oleh para general dan beliau menyampaian konteks bahwa di Aceh itu banyak sekali kebaikan.Â
Dulu juga sulit membedakan antara orang Jawa dan bukan. Jadi bukan benci. Semisal ada tantara Padang saat itu, juga tetapi hati-hati dan lebih diterima. Peran perempuan adalah agen perdamaian. Itu perempuan walaupun usia anak. Misalnya ada anak kecil yang melihat bapaknya di ikat dan diseret dengan truk, di potong kupingnya dan dijadikan gantungan kunci, kepala di potong dan lain-lain. Jadi kebencian yang marajalela, membuat orang yang awalnya tidak mendukung GAM jadi mendukung. Karena semisal, anak kecil itu saya mau menjadi tantara karena mau membalas dendam. Perempuan banyak yang diperkosa dan lain kasus lain lagi. Jadi anak-anak perempuan zaman dahulu sangat polos "gimana ayam saya", "kucing saya di mana, siapa yang kasih makan". Dari sini pikiran saya sangat terbuka dan sungguh menambah wawasan saya betul-betul terkait peran perempuan di seluruh pelosok dunia dan terkhusus dunia yang membuka mata hati saya untuk melihat peran perempuan seluas-luasnya dalam perdamaian dunia. Berikut beberapa contoh role model yang patut kita teladani dari sekian wanita yang ada dunia.Â
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirlea, menjadi pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di Afrika tahun 2005, dan mendapat pujian atas upayanya mempertahankan perdamaian dan memperkuat kedudukan perempuan di Liberia.Â
Leymah Gbowee membantu mengakhiri perang saudara selama 14 tahun di negaranya dengan mendorong perempuan turut serta dalam serangkaian demonstarsi damai.Â
Tawakkul Karman (32) dikenal penentang hebat rezim Yaman yang di pimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh, yang sedang menghadapi prahara politik di negerinya. Ia menjalankan peran memperjuangkan hak-hak perempuan serta demokrasi dan perdamaian di negaranya, yang porak-poranda akibat demonstrasi dan kekerasan.Â
Orang-orang zaman dahulu sangat membenci wanita, bahkan setiap ada bayi yang lahir berjenis kelamin perempuan di kubur hidup-hidup. Namun, ketika Islam hadir, wanita sangat dimuliakan. Dulu ada Kongres Perempuan Indonesia I, 22-25 Desember 1928 Rekomendasi:Â
1) Mengirimkan mosi kepada pemerintah colonial untuk menambah sekolah bagi anak perempuan;Â
2) Pemerintah wajib memberikan surat keterangan pada waktu nikah,Â
3) Diadakan peraturan yang memberikan tunjangan pada janda & anak-anak pegawai negeri Indonesia;
 4) Memberikan beasiswa bagi siswa perempuan yang memiliki kemampuan belajar tetapi tidak memiliki biaya pendidikan, Lembaga itu disebut stuidie fonds;Â