Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serambi Mekkah dalam Rekam Jejak Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Universitas Syiah Kuala (Modul Nusantara)

22 Oktober 2022   03:43 Diperbarui: 22 Oktober 2022   04:06 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Riset tentang keinginna masyarakat Aceh yang digelar oleh organisasi masyarakat sipil (CSO) di Aceh bekerja sama dengan CSO di Jakarta, dari hasil wawancara banayk masyarakat yang meneybutkan ingin merdeka. Namun peneliti perempuan, dalam proses wawancara mengajukan pertanyaan lanjutan kepada responden perempuan " apakah yang dimaksud merdeka oleh responden? Jawabannya : merdeka dari rasa takut, merdeka bagi anak-anak agar bisa tetap bersekolah denga naman dan memilih sekolah yang diinginkan. Merdeka untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Jawaban-jawaban ini, juga menggambarakan betapa perempuan lebih menguatamakan hidup yang damai & membuka ruang yang lebuh baik bagi generasi muda. 

 - Organisasi perempuan (inisiatif awal dilakukan Flower Aceh), melakuka kampanye damai melalui posters, stiker, seminar, talkshow di radio. Flower jug melakukan aksi damai dijalan, menyampaikan testimoni & oral intervensi di Sidang PBB di Geneva melakukan kampanye di berbagai negara & loby-loby.

 - Di dukung oleh CSO Nasional dan Internasional. 

Zaman dahulu juga di Indonesia, factor yang mendasari perlunya kongres perempuan sebagai Gerakan politik untuk membawa suara perempuan.

 "Semangat Perdamaian"

 - Sebuah agenda besar digelar perempuan Aceh di tahun 2000 mengadakan dialog bersama (kongres perempuan Aceh) dihadiri 437 perempuan utnuk membahas berbagai persoalan di Aceh dari perspektif perempuan dengan tema "Krue Sey=umangat Ureung Inong Aceh Bak Duek Pakat Keu Aceh yang Aman, Damai ngon Ade" yang artinya "Semangat bagi Perempuan Aceh yang duduk bersama untuk Aceh yang aman, damai, dan adil".

 - Dalam tekanan "Merdeka" dan "Referendum" perempuan Mereformasikan Penyelesaian kasus Aceh Secara Damai melalui Meja Perundingan & menyamapiakan hasil rekomendasi tersebut langsung kepada Presiden RI Abdurrahman Wahid. 

 - Di masyarkat Aceh, ide awal mendorong dialog damai untuk menyelesaikan konflik Aceh datang dari perempaun, yang menjadi tema, dibahas dan direkomendasikan dalam Kongres perempuan pertama pada tahun 2000. 

- Namun ketika negosiasi resmi dialog damai di gelar di Helsinki tahun 2005, tidak ada satupun perempuan diundang menjadi bagian dari delegasi resmi Perwakilan RI dan GAM, isu perempuan sama sekali tidak menjadi topik yang dibahas, tidak dimuat dalam kausul MOU & tidak ada satupun perempuan yang ikut menandatangi MOU perdamaian Aceh. Namun dari delegasi GAM, ada satu tenaga ahli perempuan. 

 Berdasarkan CEDAW, Inpres no 9/2000, Permen No. 15/2008, Perpres No 18/2014 terkait Perencanaan pembangunan nasional Indoensia (2005-2025) visi pembangunan mewujudkan Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur. Jumlah perempuan 126,8 dari 254,9 juta jiwa. Banyaknya tokoh perempuan, tokoh agama perempaun & aktivis perempaun yang berkiprah & merespon isu-isu kemasyarakatn & bisa berperan untuk memperkuat toleransi serta penyebar perdamaian. Bahakn kebanyakan forum keagamaan & aktifitas sosial perempuan yang sangat kuat (semisal dalam majelis taklim, arisa, PKK). Perempuan/ibu itu benteng utama dalam keluarga atau garda pertama seorang anak ketika harus mengalami disorientasi nilai dalam masa-masa teirtama masa golden age.

 Kenapa perempuan? Karena No Women + No Peace 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun