Ada beberapa Ulama lintas zaman di aceh, walaupun beliau sudah tidak ada lagi sejak 400 tahun, tapi beliau masih di kenang sampai sekarang. Contoh Nuruddin Ar Raniry ada kampusnya, Abdur-Rauf As Singkili ada kampusnya di Syiah Kuala (USK), kemudian Hamzah Al Fansuri, Syamsuddin As Sumatrani.Â
Walaaupun beliau sudah tidak ada, tapi nama beliau-beliau masih berada di atas keilmuan para professor-professor di asia. Dalam keadaan yang sangat singkat, era yang tidak ada apa-apa, tidak ada komputer, tidak ada mesin ketik, tapi beliau dengan menulis tangan sendiri bisa membuat kitab sebanyak ini. Tapi anak muda zaman sekarang, bisa dapat berapa karya? Palingan skripsi, itupun terpaksa. Kitab terpenting yaitu sirat al-mustaqim yang merupakan kitab ibadah pada masa kerajaan aceh Darussalam.Â
Kalau fiqh kontemprer mir'at at tullab Mir-atul Thullab. Buku-buku inilah ayng menjaid pedoman kerajaan aceh Darussalam pada masa lalu. Bustan al-salatim juga merupakan kitab dunia yang paling di cari yang merupakan tamannya para raja-raja. Manuskrip kuno semua ini juga di cuci dan dibersihkan menggunakan air dan alcohol sedikit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H