Mohon tunggu...
Aristia PM
Aristia PM Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang belajar nulis

Skenario terbaik berasal dari takdir Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lorosae | Bab 6 | Menyusuri Selatan

21 Januari 2019   01:32 Diperbarui: 21 Januari 2019   07:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nona, ada sedotan?", kembali Kang Arya bertanya. 

"Sedotan itu apa?"

"Sedotan.. Sedotan.. Sssrruuuttt...", Kang Arya kembali memeragakan tangannya. 

"Ho, pipa? "

"Hah?! Pipa?!", serentak mereka yang sedang duduk hampir berteriak bersamaan. Mereka tertawa geli. Terbayang bagaimana caranya minum pakai pipa. 

Anak perempuan itu pun ikut tersenyum geli sambil menutup mulutnya. Lalu ia masuk ke dalam kios dan mengambil beberapa sedotan dan menyerahkannya lewat ram kawat. Sekarang nenek dan anak perempuan itu ada di dalam. 

"Warung disini memang gini ya? Pakai ram kawat?", tanya Ratih. 

"Warung? Disini sonde ada warung", jawab anak itu keheranan. 

"Ini? Ini warung kan?", Ratih menunjuk kios. 

"Hehe. Ini bukan warung. Ini kios. Disini, yang namanya warung itu berarti tempat makan. Ada di Oesao.", jelas anak itu. 

Ratih mengangguk. Teman-temannya yang lain terlihat asyik ngobrol sendiri sambil menikmati segelas minuman rasa buah dan melihat-lihat tanaman di sekitar kios.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun