Hasil wawancara dengan pelaku kawin paksa menunjukkan bahwa orang tua dan anggota keluarga memberikan kontribusi yang signifikan sejak awal perjodohan hingga tahap pernikahan. Anak tidak dapat memilih pasangan hidupnya sendiri karena orang tua dan keluarga memaksanya untuk menikah dengan calon pilihannya. Dari 11 pasangan yang menikah, 5 pasangan mengakhiri perjodohan dan tidak ingin melanjutkan pernikahan.
Â
Faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan Paksa di Desa CigunungsariÂ
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dilakukannya Perkawinan Pasa di Desa Cigunungsari diantarannya ialah,
Faktor EkonomiÂ
Tidak dapat dipungkiri bahwa keadaan ekonomi seseorang sangat berperngaruh termasuk dalam kehidupan rumah tangga, karena mampu secara finansial dapat menunjang apapun yang diinginkan setiap orang. Juga seringkali ekonomi menjadi tolak ukur kebahagian dikalangan masyarakat, jika keadaan ekonomi baik maka kehidupan akan dianggap bahagia.
4 dari 11 pasangan yang diwawancarai penulis terjerumus ke dalam perkawinan paksa dengan alasan ekonomi, orang tua mereka memiliki pola pikir bahwa  menikahkan  anak  akan  mengurangi  beban  hidup, sehingga dapat mengatasi himpitan ekonomi.
Faktor LingkunganÂ
Maraknya seks bebas di kalangan remaja dan dewasa muda menjadi sebab orang tua di Desa Cigunungsari menikahkan putra putrinya. Ditambah Meningkatnya angka aborsi di Indonesia merupakan indikasi bahwa tingkat pergaulan bebas sudah berada di tahap mengkhawatirkan. Juga tidak sedikit dari kalangan gadis muda di desa Cigunungsari yang berakhir menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
Faktor Orang tua atau Keluarga
Bahwa orang tua dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan sudah saling berteman lama. Hal ini yang memicu para orang tua/keluarga untuk menikahkan anak mereka dengan alasan agar bisa mempererat tali silaturrahim keluarga mereka meskipun sang anak menolak untuk dinikahkan.