Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Al Qamah

3 September 2024   04:45 Diperbarui: 3 September 2024   11:32 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kebahagiaan istri adalah kebahagiaanku. Aku akan merasa bahagia, jika dapat membuat istriku bahagia," seloroh lelaki berhati penuh kasih itu. "Duduklah."
Keduanya kemudian mengambil duduk saling berdampingan.

"Ada kabar apa sehingga kau memaksakan diri malam-malam bertamu ke gubuk kami, saudaraku?"

"Sebenarnya tak ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan. Hanya saja, ibumu kemarin menyuruhku kemari."

"Ibu?"

Lelaki itu mengangguk.

"Ada perlu apa?"

"Tak ada, kecuali ia menyuruhku agar menengok keadaanmu. Memastikan kabarmu baik-baik saja."

"Ya, kami baik-baik saja di sini. Kami bahagia. Katakan padanya, kami bahagia."

"Ya, ya. Akan aku katakan pada ibumu, bahwa malam ini aku telah menjadi saksi atas kebahagiaan putra kesayagannya. Sungguh, ini akan menjadi kabar yang membahagiakan untuk ibumu, saudaraku."

"Kau benar. Kebahagiaan seorang anak sudah pasti adalah kebahagiaan bagi orangtua. Kau benar, saudaraku," ucap lelaki yang berbahagia itu dengan sumringah.

Lelaki pejalan malam itu membalas jawaban itu dengan senyuman. Tetapi, di balik senyumannya ia menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang tak disadari oleh sang tuan rumah atau memang dilupakan. sesuatu yang masih ia tunggu. Sesuatu itu tiada lain adalah pertanyaan dari sang tuan rumah. Pertanyaan yang menandai kerinduan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun