Mengatasi hubungan antara doom spending dan penggunaan pinjol memerlukan edukasi finansial yang lebih baik, termasuk pemahaman tentang bahaya pinjaman online dengan bunga tinggi dan cara mengelola keuangan pribadi.
Orang perlu lebih berhati-hati dalam memanfaatkan pinjaman online, dan memastikan mereka hanya menggunakan layanan ini untuk kebutuhan yang mendesak, bukan untuk mendukung perilaku konsumtif.
Dalam hal ini, penting juga untuk mendorong kesadaran tentang risiko jangka panjang dari pinjaman yang tidak terkendali dan mendorong kontrol diri dalam hal perilaku belanja.
Sejarah pinjaman online (pinjol)
Sejarah pinjaman online terkait erat dengan perkembangan teknologi keuangan (fintech) yang memungkinkan individu atau perusahaan meminjam uang melalui platform digital.
Pinjol hadir sebagai solusi alternatif dari pinjaman konvensional. Pinjaman ini biasanya memerlukan prosedur panjang dan birokrasi yang lebih rumit. Nah, lahirlah pinjol.
Berikut perkembangan sejarah pinjol:
 1. Kemunculan Layanan Pinjaman Peer-to-Peer (P2P Lending)
Konsep pinjaman online pertama kali muncul melalui model peer-to-peer (P2P) lending yang diperkenalkan di Inggris pada awal tahun 2005. Diperkenalkan  oleh perusahaan bernama Zopa.
Model pinjaman ini memungkinkan seseorang meminjam uang langsung dari oranh lain tanpa menggunakan lembaga keuangan tradisional sebagai perantara. Zopa menawarkan platform yang menghubungkan pemberi pinjaman dan peminjam secara langsung melalui internet.
Setelah Zopa, banyaklah perusahaan serupa yang muncul di Amerika Serikat, seperti Lending Club (2007) dan Prosper  (2006), yang menjadi pionir dalam industri P2P lending.