Mohon tunggu...
Rasha Aditya Wardana
Rasha Aditya Wardana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

saya itu orangnya baik, baik dalam artian saya selalu melakukan hal hal positif pada orang orang maupun lingkungan sekitar saya, saya juga bertanggung jawab bisa dilihat ketika saya di berikan amanah dan saya menjalankan amanahnya dengan penuh rasa tanggung jawab, rasha orangnya berani dan berorientasi untuk melakukan ataupun mencoba hal hal baru, saya berani mencoba dan selalu melakukan hal hal baru yang membuat orang antusias serta kagum melihat apa yang saya lakukan, saya orangnya asik dan mudah bergaul bisa dilihat dari cara saya yang mudah beradptasi dengan lingkungan dan teman teman sekita saya, saya juga orang yang periang saya akan selalu berusaha membawa aura aura positif bagi lingkungan dan teman teman di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Adakah Pertemuan Selanjutnya

30 November 2023   07:19 Diperbarui: 30 November 2023   07:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"oh iya ayo Bu," jawabku.

Keesokan harinya, Ayah dan Ibunya Rean datang ke rumahku pagi-pagi, aku sedikit heran, mengapa orang tua Rean ke rumahku se-pagi ini. Ibu dan Ayah Rean datang menemui Ibu dan Ayahku. Aku menguping pembicaraan mereka dan ternyata :

"Begini Bu, Pak tujuan datangnya saya kesini untuk menanyakan, apakah Nasya sudah memiliki pasangan? Atau ada yang sudah dekat dengan nya?" ucap ayah Rean.

"Sejauh ini belum ada ya Pak, Bu tanda-tanda si Nasya ada calonnya. Emangnya kenapa Bu?" jawab Ibuku. Aku yang mendengarnya terkejut, di dalam batinku bertanya "Mengapa ayahnya menanyakan hal seperti itu?"

"Jadi gini Bu, maksud saya kesini ingin melamar Nasya untuk anak saya Reandra. Karna selama ini saya tanya terus sama Reandra, kamu kapan mau menikah? Dia selalu jawab, Reandra nunggu Nasya bu," jawab ibunya.

Aku yang sedari tadi menguping menangis terharu, karna cinta yang aku pendam sejak kami putus waktu SMA terbalaskan. Jujur hingga detik ini tak ada sedikit pun tentang Reandra memudar di kepalaku.

Ibuku menjawab "kami tidak bisa putuskan Bu, Pak. Yang bisa memutuskan adalah Nasya sendiri, mau atau tidaknya kami tidak memaksakan kehendaknya."

"Nasya," panggil Ayahku. Aku langsung bergegas ke tempat di mana mereka berada. Sesampainya di tempat, aku menyalami Ibu dan Ayah Reandra sembari bertanya

"Ada apa bu? Tadi ibu manggil nasya."

"Ibu mau nanya serius sama Nasya, kan Nasya sekarang udah cukup umurnya. Kalau semisalnya ibu jodohkan kamu dengan Reandra, kamu mau?" ibuku bertanya pelan-pelan.

"Kasih Nasya waktu seminggu buat mikir ya bu, insya allah seminggu kedepan udah ada jawabannya. Nasya mau shalat istikharah dulu bu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun