Mohon tunggu...
Putri Rizky
Putri Rizky Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pecandu kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seduhan Teh Paling Sempurna

15 Agustus 2013   09:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:17 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah kenapa, saya senang melihatnya.

Aduh. Ini pasti karena sudah terlalu lama saya nggak membiarkan orang lain masuk ke ‘wilayah’ saya..

“Artinya, memori cacing pipih nggak cuma ada di kepala, tapi juga di sel-sel tubuhnya. Isn’t it amazing?” tanyanya, masih dengan antusias yang sama. “Bayangin kalo lo jadi dia. Bawa kenangan dari masa lalu ke mana-mana, nggak bisa lupa sampe mati karena itu nempel di badan lo. Mau nggak lo?

Mendapat pertanyaan macam begitu, jawaban apa yang harus saya berikan? Maka karena memang tak tentu harus berbuat apa, saya pun diam. Begitu juga dia. Tapi ini tak lama saja, karena detik berikutnya tawanya sudah lebih dulu tergebah ke udara. “Anjing, banci parah ya gue pikir lo,” ujarnya di sela tawa. “Dan biar gue makin kelihatan banci, let me tell you another thing: tato ini gue buat sehari setelah patah hati.”

Saya menatapnya, lagi-lagi bingung harus mengucapkan apa. Haruskah meletuskan confetti dan ikut tertawa, atau menitipkan simpati?

“I am so sorry.” Cuma itu yang kemudian meluncur dari mulut saya.

Dia terkekeh. “Nggak perlu,” katanya sembari mengambil ransel di kursi sebelahnya. “Begitu waras, gue pun langsung kepikiran untuk removal surgery.”

Kami berdua tertawa.

Dia melongok jam di pergelangan tangannya, lalu mengerang kecil. “Ah. I have never been an advanced early riser. Tolong bantu gue dengan doa supaya sampai sana nggak terlambat keterlaluan ya. I gotta go..” Dia terkekeh. “Sampai ketemu lagi… Gue Ferdi. Sorry, gue sampe lupa nanya nama lo siapa.” Dia mengulurkan tangannya.

“Jena.” Saya menyambut tangannya, tersenyum.

“Jena, sampai ketemu lagi dan have a wonderful room number 811. That’s all yours, karena habis acara gue langsung balik ke Jakarta.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun