Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menanti di Sudut Kenangan

20 September 2024   20:00 Diperbarui: 20 September 2024   20:04 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu-minggu berikutnya diisi dengan kerja keras. Diana dan Novan bekerja keras pada proyek akhir mereka, sambil tetap menjaga keseimbangan antara hubungan pribadi dan akademik. Mereka saling mendukung dan memberikan semangat satu sama lain, namun tekanan yang ada membuat hubungan mereka semakin tegang.

Suatu malam di sudut kenangan, Diana dan Novan bertemu untuk berbicara dari hati ke hati. "Aku merasa kita mulai kehilangan fokus pada apa yang sebenarnya penting," kata Diana dengan suara lirih.

Novan mengangguk. "Aku juga merasakannya. Tekanan ini membuat kita lupa bahwa kita seharusnya menikmati waktu bersama, bukan terus merasa tertekan."

Diana menatap mata Novan dengan penuh ketulusan. "Van, apapun yang terjadi, aku ingin kita tetap bersama. Kita harus ingat alasan kita mencintai satu sama lain dan tidak membiarkan tekanan ini merusak kita."

Novan menggenggam tangan Diana erat-erat. "Aku berjanji, Di. Kita akan melalui ini bersama, dan kita tidak akan membiarkan apapun memisahkan kita."

Dengan tekad yang baru, Diana dan Novan melanjutkan perjuangan mereka. Mereka bekerja keras, memberikan yang terbaik dalam proyek akhir mereka, dan tetap saling mendukung di tengah tekanan yang ada. Setiap minggu, mereka memberikan laporan kemajuan kepada Pak Arif, membuktikan bahwa mereka bisa profesional dan menjaga kualitas pekerjaan mereka.

Perlahan tapi pasti, usaha mereka mulai membuahkan hasil. Pak Arif melihat dedikasi dan kerja keras mereka, dan mulai meredakan kekhawatirannya. Diana dan Novan merasa semakin dekat dan kuat sebagai pasangan, meski banyak rintangan yang harus mereka hadapi.

Setelah berminggu-minggu bekerja keras, Diana dan Novan akhirnya mencapai titik  proyek akhir mereka hampir selesai. Namun tepat ketika mereka mulai merasa lega, sebuah kesempatan besar datang yang mengguncang stabilitas hubungan mereka.

Suatu hari, Diana menerima email dari sebuah universitas ternama di luar negeri. Ia mendapatkan tawaran beasiswa penuh untuk melanjutkan studi S2. Tawaran itu sangat menggiurkan dan merupakan impian Diana sejak lama. Namun, kebahagiaan itu dengan cepat berubah menjadi kebingungan dan kecemasan.

"Diana, selamat! Itu kabar yang luar biasa!" seru Novan dengan senyum lebar saat Diana memberitahunya. Diana mengangguk, tapi tatapannya terlihat cemas. "Iya, Van. Tapi... aku tidak tahu harus bagaimana. Jika aku menerima tawaran ini, aku harus pergi selama dua tahun."

Novan terdiam, mencoba menyembunyikan perasaannya. "Ini adalah kesempatan besar, Di. Aku tidak ingin menghalangimu meraih impianmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun