Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menanti di Sudut Kenangan

20 September 2024   20:00 Diperbarui: 20 September 2024   20:04 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalian berdua telah menunjukkan dedikasi dan profesionalisme yang luar biasa," ucap Pak Arif dengan bangga. "Saya tidak ragu lagi dengan kemampuan kalian."

Setelah keluar dari ruang pertemuan, Diana dan Novan saling bertatapan. Mereka tahu bahwa ini adalah saatnya untuk mengambil keputusan akhir.

"Diana, aku tidak akan menghalangimu untuk mengambil beasiswa itu," kata Novan dengan suara mantap. "Aku tahu ini adalah impianmu."

Diana menangis pelan. "Terima kasih, Van. Aku janji akan kembali untukmu."

Novan tersenyum getir. "Aku akan menunggumu, Di. Kita akan selalu bersama, meski jarak memisahkan kita."

**********

Beberapa minggu kemudian, Diana berangkat ke luar negeri untuk mengejar impian S2-nya. Novan tetap di kota mereka, fokus pada karirnya yang sedang berkembang. Meski jarak memisahkan mereka, mereka terus saling mendukung dan menjaga hubungan mereka tetap kuat.

Setiap hari, mereka berkomunikasi melalui telepon dan video call. Diana merasa beruntung memiliki Novan yang selalu mendukungnya dari jauh, sementara Novan merasa bangga melihat Diana mengejar cita-citanya dengan semangat.

Diana menemukan dirinya terlibat dalam lingkungan akademik yang berbeda, bertemu dengan orang-orang baru, dan mengeksplorasi budaya yang berbeda. Namun tak sehari pun dia melupakan Novan. Setiap malam sebelum tidur, dia menuliskan catatan harian tentang pengalamannya dan bagaimana dia merindukan kehadiran Novan di sampingnya.

Di sisi lain, Novan merasa bangga melihat Diana mengejar impian pendidikannya dengan tekad yang kuat. Dia fokus pada pekerjaannya yang semakin menuntut, memperluas jaringan profesionalnya, dan terus mengembangkan diri di bidangnya. Meski terkadang dia merindukan kehadiran Diana, dia tahu bahwa ini adalah perjalanan yang perlu dilalui oleh keduanya untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Saat Diana kembali setelah dua tahun, Novan menyambutnya di bandara dengan senyum yang tak terlupakan. Mereka berdua merangkul erat-erat, merasakan kebahagiaan yang hakiki karena akhirnya mereka bersatu kembali setelah menjalani ujian yang berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun