Semua bahan diaduk pelan agak bercampur, sambil dicicipi biar garamnya pas.
Tisa sebagai chef kali ini membentuk bulatan dari telunjuk dan ibu jarinya setelah mencicipi, pertanda rasa Kapurung telah pas.
“Selamat menikmati,” ucapnya manis.
****
Saya dan Tisa mulai berkeringat. Cita rasa Kapurung yang eksotik, perpaduan sagu, kuah ikan serta sayur-sayuran plus sambal buatan Febri yang nendang, itu penyebabnya. Kami makan dengan lahap seperti tidak makan berhari-hari.
Febri meninggalkan kami di dapur karena ingin makan sambil menonton drama seri impor dari India yang lagi tren itu.
“Gimana, Do? Enak kan?”
Saya mengangguk karena sedang sibuk mengunyah.
“Mantap, Tis. Mesti sering-sering masak kayak gini nih,” sahut saya setelah berhasil menelan dua bola-bola sagu sekaligus.
“Cari saja istri orang Toraja,” canda Tisa.
Saya tertawa. Tapi entah mengapa tiba-tiba sebuah ide gila melintas di kepala.