Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Kapurung Merah Jambu

6 Juni 2016   20:48 Diperbarui: 6 Juni 2016   21:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari gosulsel.com

Tisa memindahkan kacang yang sudah disangrai ke piring keramik lebar. Lalu meletakkannya di atas meja makan di depanku. Kacang itu sudah bersih dari kulit arinya. Sepertinya sudah dibuang sebelum disangrai.

"Tolong kacangnya ditumbuk halus. Pakai itu." Jemari Tisa diarahkan ke cobekan kayu di atas meja.

"Siap, Kumendan."

"Jangan diabisin ya kacangnya ya," Tisa tertawa lagi.

“Beres.”

Setelah  itu Tisa mengangkat panci berisi ikan masak, lalu menggantinya dengan panci lain berisi air. Kelihatannya saat sudah mendidih, air itu yang akan digunakan untuk membuat bola-bola sagunya. Tisa memindahkan ikan-ikan bandeng yang sudah masak dari dalam panci ke piring, lalu menuang kuah ikan itu pada wadah khusus. Ikan bandengnya lalu disuir-suir menggunakan garpu.

Sementara itu, saya meletakkan cobekan di atas lantai lalu mulai menumbuk kacang sedikit demi sedikit. Suara tumbukan terdengar berirama. Happ…! Satu butir kacang masuk ke rongga mulut. Febri yang melihat tersenyum geli. Saya memberi isyarat dengan memasang telunjuk di depan bibir.

“Perhatikan, ya Feb,” ucap Tisa tanpa menoleh. “Takutnya lebih banyak yang diembat dibanding yang ditumbuk.”

Saya sedikit terkejut. Ternyata Tisa juga melihat tadi. Febri tertawa.

“Oh, iya. Feb, kayaknya terasi buat bahan sambal habis deh. Tolong beli di warung depan ya. Uangnya ambil saja di saku celana jeans saya di belakang pintu.”

“Oke deh, Kak. Ada yang lain lagi?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun