Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Kapurung Merah Jambu

6 Juni 2016   20:48 Diperbarui: 6 Juni 2016   21:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari gosulsel.com

Dengan alas kain lap yang tebal, saya pun memegang dan mengangkat kedua telinga panci berisi air mendidih itu. Agak kesulitan, karena ukuran panci cukup besar dan uap air mendidih itu seperti ikut membakar wajah saya.

Tisa sudah siap di sisi baskom sagu dengan spatula kayu yang besar.

“Oke, Do. Tuang airnya pelan-pelan.”

Saya pun mulai memiringkan mulut panci.

“Okeh, terus… terus…”

Rendaman sagu yang terkena air panas pun mulai menggumpal pertanda sagunya mulai masak. Tisa mengaduk untuk memastikan proses memasak sagunya lebih merata.

“Stop dulu, Do.”

Aku berhenti.

Tisa terus mengaduk sambil sesekali mengangkat tinggi-tinggi adukannya dan membiarkan gumpalan sagu berjatuhan untuk melihat tekstur sagunya.

“Airnya dikit lagi.”

Saya menuang kembali air dari panci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun