Sudah ratusan kali prajurit kekasiaran  bekerja ekstra keras untuk menurunkan berbagai spanduk dan karangan bunga dukungan kepada Abner serta memburu para simpatisannya. Hal ini tidak hanya terjadi di daerah-daerah pinggiran kekaisaran, tetapi justru terjadi juga di depan mata kaisar sendiri, di Kotaraja. Di mana-mana, di seluruh penjuru kekaisaran muncul gerakan untuk memperjuangkan keadilan dan konspirasi untuk menggulingkan kaisar. Di mana-mana tuntutan itu makin keras. Kaisar harus mundur! Itulah tuntutan segenap warga negeri.
Semakin keras Kaisar menindas para pembangkang, semakin deras juga perlawanan yang mengancam sang Kaisar. Hal ini membuat hidup pria yang paling berkuasa di Domus itu menjadi tidak tenang dan penuh dengan kecemasan. Ia bahkan berubah menjadi orang yang paranoid.
                                    ***
Balairung Istana, sebulan setelah kematian Abner...
"Lapor Baginda, Kotaraja sedang diserang dari berbagai penjuru. Gubernur dari dua-belas provinsi ingin bertemu anda sekarang juga.!"
"Apa? Siapa yang menyuruh dan mengatur mereka untuk menemuiku? Lalu di mana semua prajuritku? Apa yang meraka lakukan? Apa mereka tidur saja?" sergah sang kaisar dalam kepanikannya.
"Maaf baginda, militer juga sedang terbagi. Beberapa jendral sudah membelot. Baginda tidak punya pilihan lain selain menemui para guberunur dari dua belas-provinsi ini."
Kali ini sang kaisar hanya terdiam. Ia memandang ke kejahuan sana dengan tatapan keputusasaan. Baru kali ini ia melihat asap hitam mengepul dari dalam dinding Kotaraja, menandakan bahwa bahaya itu sudah sangat dekat, tepat di hadapan matanya sendiri.
Walaupun sempat menolak, sang Kaisar akhirnya tidak punya pilihan lain selain menemui dua-belas gubernur yang memanggilnya saat itu. Ia menemui para pemimpin provinsi itu dengan pengawalan ketat para prajurit pribadinya.
"Kami meminta anda untuk mundur dari jabatan anda sebagai kaisar!" Â kata gubernur Kotaraja tanpa basa-basi.
"Bedebah. Kalian semua di sini adalah pengkhianat! Kalian semua saya pecat! Kalian semua akan saya bunuh!" seru sang kaisar panik.