Dengan perkataan itu, Abner setuju bahwa ia akan menyerahkan dirinya sendiri, dengan syarat bahwa kekuatan militer sang kaisar mundur dari desa-desa yang dikuasainya. Kaisar begitu senang dan bersemangat sehingga langsung menuruti syarat itu. Tentara kaisar yang menunggu di istana akhirnya melihat sang buronan politik yang paling dicari dalam beberapa dekade itu ketika tengah hari tiba. Ia datang sambil mengangkat bendera putih di tangan kirinya, lengkap dengan pakaian abu-abu cokelat khas militer Frogsta.
Melihat itu para tentara kekaisaran bersorak. Dengan ditangkapnya Abner, secara resmi Negara Republik Demokratik Domus secara resmi bubar. Frogsta kembali ditetapkan sebagai bagian dari Kekaisaran Domus. Walaupun demikian, perlawanan masih dilakukan secara sporadis. Para punggawa pemberontak kaisar menyingkir ke pedalaman menghindari kejaran tentara kekaisaran.
***
Kaisar muda menyelenggarakan sebuah pesta di stadion nasional untuk merayakan perebutan kembali provinsi Frogsta yang kaya hasil alam itu. Memang usaha untuk merebut kembali Frogsta selalu kandas dilakukan oleh ayah dan kakek sang kaisar muda itu. Alasannya sederhana, mereka lebih memilih kehilangan provinsi kaya itu daripada harus mengorbankan jutaan nyawa prajurit. Tetapi apa yang diperbuat oleh kaisar muda ini memang berbeda. Ia adalah maniak kekuasaan kalau bukan seorang psikopat.
Satu juta penduduk dan undangan dari negara sahabat berkumpul di stadion nasional pada pesta yang diberi tajuk "pesta perayaan pembebasan Frogsta." Kaisar duduk di takhta kebesarannya dikelilingi oleh deretan ajudan dan tentara pengawal Kaisar. Sementara itu Abner, sang pemberontak dirantai dan digiring ke tengah lapangan, sambil bertelanjang dada. Badannya dipenuhi noda tanah dan lecut, menandakan bahwa pria berbadan kekar itu telah mengalami suatu penderaan keji.
Rakyat yang menonton mulai bersorak. Kaisar berdiri di hadapan rakyat sambil memegang microphone. Tangan kanannya diancungkan ke atas, memberi komando kepada rakyat untuk tenang. Setelah keadaan menjadi lebih tenang, Ia menyampaikan orasinya:
      "Wahai rakyatku, pada hari ini kita saksikan suatu tontonan yang bersejarah. Abner, sang pemberontak nomor satu, yang selama ini menghina kemuliaan negeri Domus, akhirnya berdiri dihadapan kalian semua sebagai seorang pesakitan. Kemenangan telah kita rebut. Tidak ada lagi keraguan.  Tak ada kekuatan yang sanggup menghentikan kita. Hidup Domus selamanyaaaaa!"
Orasi singkat itu ditanggapi dengan standing aplaus oleh seluruh kerumunan. Tetapi sebuah teriakan menggelegar membuat seisi stadion bungkam. Dengan segenap kekuatannya, Abner berpekik nyaring: "Warga Domus dengarkan aku!!!... Warga Domus dengarkan aku!!!..."
Sang kaisar merasa risih dengan tindakan tahanan politiknya itu. Ia memberi tanda kepada para prajuritnya untuk segera membungkam narapidana itu. Beberapa tentara maju sambil meninju dan memukulinya dengan tongkat. Tetapi ia tak bergeming sama sekali. Sebaliknya ia makin bersuara keras.
Menyaksikan hal itu, secara tiba-tiba para penonton berbalik menjadi simpatik padanya. Mereka mulai meneriakan dukungan kepadanya:
"Bicaraaaaaa!!! Bicaraaaaaa!!! Bicaraaaaaaa!!!