Mohon tunggu...
OON SARWONO
OON SARWONO Mohon Tunggu... Akuntan - Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana - 55522120019 - Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Akun ini dibuat untuk keperluan mengerjakan Tugas kuliah Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak - Pajak International - Pemeriksaan Pajak (Universitas Mercu Buana, Maksi 2024)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 2 - Pemeriksaan Pajak - Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan - Prof. Apollo

15 Juni 2024   13:40 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:51 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan model ini dalam pemeriksaan pajak memiliki beberapa manfaat penting:

- Struktur yang Teratur: Model Hanacaraka menyediakan kerangka kerja yang jelas dan sistematis bagi auditor dan wajib pajak untuk mengikuti proses pemeriksaan.

- Fokus pada Kebenaran: Proses dialektis membantu mengungkap kebenaran dengan mengevaluasi berbagai sudut pandang dan bukti secara mendalam.

- Keadilan dan Kepatuhan: Melalui dialog yang terbuka dan adil, wajib pajak didorong untuk lebih patuh terhadap peraturan perpajakan, dan auditor dapat memastikan penegakan hukum yang adil dan tepat.

Implementasi dalam Praktik

1. Perencanaan Audit

- Hegelian: Menyusun rencana audit yang mencakup pengumpulan data awal (tesis), identifikasi risiko dan masalah potensial (antitesis), serta strategi penyesuaian dan penyempurnaan (sintesis). Auditor harus merencanakan audit dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan, termasuk sistem kontrol internal, kebijakan perpajakan, dan standar akuntansi yang berlaku.

- Hanacaraka: Menyusun rencana audit yang mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal, mengidentifikasi masalah dengan pendekatan humanis, dan merancang solusi yang harmonis dan etis. Menyusun rencana audit dengan mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal dan norma sosial. Ini mencakup pemahaman mendalam tentang bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi operasi bisnis dan kepatuhan terhadap peraturan. Mengidentifikasi masalah dengan pendekatan yang lebih humanis, berfokus pada hubungan sosial dan kesejahteraan karyawan. Merancang solusi yang harmonis dan etis, yang tidak hanya mematuhi peraturan tetapi juga menghormati nilai-nilai budaya dan sosial dari entitas yang diaudit.

2. Pelaksanaan Audit

- Hegelian: Melakukan audit dengan siklus triadik, memastikan setiap tahap diawali dengan pemahaman dasar (tesis), pemeriksaan kritis (antitesis), dan penyusunan laporan yang terintegrasi (sintesis). Pelaksanaan audit harus melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua data keuangan, wawancara dengan personel kunci, dan evaluasi sistem kontrol internal.

- Hanacaraka: Melakukan audit dengan pendekatan yang mempertimbangkan hubungan sosial dan nilai-nilai etis, memastikan setiap temuan dan rekomendasi sejalan dengan prinsip keadilan dan keseimbangan. Melakukan audit dengan pendekatan yang mempertimbangkan hubungan sosial dan nilai-nilai etis. Auditor harus memastikan bahwa proses audit dilakukan dengan cara yang adil dan seimbang, serta menghormati nilai-nilai dan norma budaya setempat. Menyusun temuan dan rekomendasi yang sejalan dengan prinsip keadilan dan keseimbangan, memastikan bahwa semua pihak yang terlibat diperlakukan dengan adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun