Mohon tunggu...
OON SARWONO
OON SARWONO Mohon Tunggu... Akuntan - Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana - 55522120019 - Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Akun ini dibuat untuk keperluan mengerjakan Tugas kuliah Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak - Pajak International - Pemeriksaan Pajak (Universitas Mercu Buana, Maksi 2024)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 2 - Pemeriksaan Pajak - Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan - Prof. Apollo

15 Juni 2024   13:40 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:51 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Audit perpajakan adalah proses yang esensial dalam memastikan integritas dan kepatuhan suatu entitas terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Di era modern ini, di mana kompleksitas perpajakan terus meningkat seiring dengan perkembangan bisnis dan regulasi, audit perpajakan menjadi semakin penting. Tujuan utama dari audit perpajakan adalah untuk memverifikasi kebenaran, ketepatan, dan kelengkapan informasi yang dilaporkan oleh entitas kepada otoritas pajak. Proses ini tidak hanya membantu entitas dalam menjaga kepatuhan hukum, tetapi juga melindungi mereka dari potensi sanksi finansial dan hukum yang dapat timbul akibat ketidakpatuhan.

Dalam praktiknya, audit perpajakan melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk mengevaluasi sistem kontrol internal entitas, menilai risiko perpajakan, dan memastikan bahwa laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Proses ini memerlukan keahlian khusus dan pemahaman mendalam tentang peraturan perpajakan, serta kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis data secara kritis. Selain itu, auditor harus dapat memberikan rekomendasi yang praktis dan dapat diimplementasikan untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan selama audit.

Mengingat pentingnya audit perpajakan, pendekatan filosofis dalam pelaksanaannya dapat memberikan nilai tambah yang signifikan. Salah satu pendekatan filosofis yang dapat diterapkan adalah dialektika Hegelian, yang menekankan proses dialektis dalam memahami dan menyelesaikan kontradiksi yang ditemukan selama audit. Pendekatan ini melibatkan tiga tahap utama: tesis (pemahaman awal dan pengumpulan data), antitesis (identifikasi dan analisis kritis terhadap masalah), dan sintesis (integrasi dan penyempurnaan temuan untuk menghasilkan solusi yang komprehensif).

Selain dialektika Hegelian, pendekatan Hanacaraka juga dapat diterapkan dalam audit perpajakan. Pendekatan ini mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dan etika dalam proses audit, memastikan bahwa audit tidak hanya sesuai dengan peraturan teknis, tetapi juga menghormati norma-norma sosial dan budaya yang ada. Pendekatan Hanacaraka menekankan pentingnya keseimbangan dan harmoni, serta memperhatikan hubungan sosial dalam setiap langkah audit.

Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan filosofis ini, audit perpajakan tidak hanya berfokus pada aspek teknis kepatuhan, tetapi juga memperhatikan aspek humanis dan etis. Hal ini dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas audit, serta membantu entitas dalam menciptakan lingkungan bisnis yang lebih adil dan berkelanjutan. Pendekatan yang holistik ini memastikan bahwa audit perpajakan tidak hanya sekadar memenuhi persyaratan hukum, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan tata kelola dan etika bisnis secara keseluruhan

Model Dialektika Hegelian dalam Audit Perpajakan

dokpri
dokpri

Model dialektika Hegelian, berdasarkan filosofi Georg Wilhelm Friedrich Hegel, melibatkan proses triadik yang terdiri dari tesis, antitesis, dan sintesis. Pendekatan ini dapat diaplikasikan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk audit perpajakan. Dalam konteks audit perpajakan, pendekatan ini dapat diterapkan untuk menyusun, mengevaluasi, dan memperbaiki laporan perpajakan.

Pendekatan dialektika Hegelian relevan dalam audit perpajakan karena memungkinkan proses audit yang lebih dinamis dan adaptif. Ini membantu auditor untuk tidak hanya mengidentifikasi masalah, tetapi juga memahami asal-usul dan implikasinya, serta mengembangkan solusi yang holistik dan terintegrasi. Auditor dapat menggunakan pendekatan ini untuk mengevaluasi berbagai skenario dan kemungkinan. Misalnya, ketika menemukan suatu masalah, auditor dapat menganalisis dari perspektif yang berbeda (tesis dan antitesis) sebelum mencapai kesimpulan yang menyeluruh (sintesis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun