"Tembak!" teriak Aryo. "Tembak!"
Herannya, Lukman mengikuti perintah Aryo. Mereka menembak bersamaan. Hujan peluru membuat makhluk itu terhuyung mundur. Tombak di tangannya terlepas dan jatuh.
Ketika membentur lantai, tombak itu memendek menjadi tabung kecil berwarna keperakan, lalu menggelinding menjauh.
Dan berhenti di dekat kaki Dyah.
Aryo berteriak. "Ambil benda itu!"
Dyah memandang tabung keperakan itu dengan ketakutan. "Aku...aku tidak bisa."
"Ini perintah!" bentak Aryo. "Kau bisa menggunakannya untuk...."
Dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Makhluk raksasa tadi tiba-tiba maju dengan gerakan cepat. Berondongan peluru seperti tidak berpengaruh. Satu tangan menghantam Aryo ke lantai, sementara tangan lain melempar Lukman sampai terpelanting.
Lalu dia menyambar Dyah. Menghempaskannya ke dinding.
Mendadak makhluk itu tertegun. Dia memperhatikan Dyah lebih seksama. Menyadari sedang berhadapan dengan jenis kelamin yang berbeda. Sambil mengeluarkan suara dengkuran, tatapannya terarah ke mata gadis itu.
Seketika Dyah mengalami kejang-kejang. Seperti tersengat arus listrik. Seolah ada energi tak terlihat yang mengalir dari mata makhluk itu. Pada saat bersamaan, tangan kirinya yang bebas meraih baju Dyah. Seolah ingin merenggutnya.