Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Freedom or Undead

29 Januari 2021   20:37 Diperbarui: 24 Maret 2021   09:04 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada yang pernah melihat kapal terbang seperti ini," Lukman mengkoreksi.

Dyah tiba-tiba berkata, "Kita harus masuk ke pesawat itu sekarang!"

Aryo menggeleng. "Terlalu berbahaya. Kurasa lebih baik..."

"Kurasa kita tidak punya pilihan!"

Ada sesuatu dalam nada bicara Dyah yang membuat Aryo cepat-cepat menoleh padanya. Gadis itu sedang menatap ke belakang mereka. Matanya terbelalak. Seperti melihat hantu. Atau sesuatu yang lebih buruk.

Aryo berpaling - dan nafasnya tersentak.

Mayat-mayat serdadu itu bangkit. Satu demi satu. Gerakannya lambat dan terhuyung-huyung. Mungkin akan nampak lucu, jika tubuh mereka tidak setengah hancur.

Para gerilyawan itu terkesiap. Menahan nafas. Tapi mayat-mayat hidup itu seperti tidak melihat kehadiran mereka. Semuanya hanya terhuyung-huyung tak tentu arah.

Sampai kemudian terjadi sesuatu yang konyol. Dengan polos, Tedjo bertanya, "Kok orang mati masih bisa jalan-jalan sih?"

"Ssst...diam!" tukas Lukman.

Terlambat. Mendengar suara Tedjo, mayat-mayat itu serempak menoleh ke arah para gerilyawan. Seolah baru menyadari keberadaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun