Mohon tunggu...
Noferdiansyah
Noferdiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pengepul Mimpi

Suka bercerita dan menjelaskan sesuatu namun tidak dengan cara yang konvensional. Suka menulis cerpen, puisi, novel dan tulisan lainnya dengan Story-narrating styles, so you will finding The End in my things. Aku omnivora dalam hal hobi, jadi gausah tulis hobi ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petrikor

18 Februari 2023   21:45 Diperbarui: 19 Februari 2023   06:06 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terjatuh.

Aku tak bisa bergerak.

Pandangan ku kabur, darah mengotori baju dan tanah tapi aku masih bisa melihat siluet Reva mendekatiku.

“Ahk ... Sakit.” Reva berusaha menyadarkan kepalaku di pahanya.

“Iyan ... Ke-kenapa? Kenapa kamu melakukan ini?” Dia menangis. Aku bisa melihatnya, melihat air matanya, karena hujan mulai mereda.

Darah terasa mengalir keluar mencari kebebasan dari tubuhku.

“M-maafkan aku, Iyan.” Suaranya tenggelam dalam kesedihan.

“Reva, ja-ja-jangan ... “ Reva, jangan minta maaf. Itulah yang ku ingin katakan.

“Ti-ti-ugh ... Tidak apa-apa.” Aku berusaha menjulurkan tanganku, apakah dia masih ingin menggapai tangan ku?

Clap

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun