Aku menembaknya, tapi yang ku tembak ialah seorang polisi yang tentu mudah menghindarinya. Aku berusaha berdiri dan bersiap untuk tembakan kedua tapi sayangnya ...
Darrr
“Arghhhh.” Aku tertembak di bagian pundak. Pistol lepas dari genggamanku.
“Menyerahlah Aria Nasika.” Reva menodongkan pistolnya dengan posisi siaga.
Aku mengeluarkan pisau lipat dari sakuku dan berlari ke arahnya sambil berusaha menghunuskan pisau ini.
“Iyan, berhenti disana!!!”
Aku tetap berlari sekencang mungkin. Membelah hujan dan menebas tatapan kabur dari rintik air.
Reva ...
Bunuh aku.
Darrr
“Ahk ... “