Mohon tunggu...
Noferdiansyah
Noferdiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pengepul Mimpi

Suka bercerita dan menjelaskan sesuatu namun tidak dengan cara yang konvensional. Suka menulis cerpen, puisi, novel dan tulisan lainnya dengan Story-narrating styles, so you will finding The End in my things. Aku omnivora dalam hal hobi, jadi gausah tulis hobi ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petrikor

18 Februari 2023   21:45 Diperbarui: 19 Februari 2023   06:06 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia meraih tanganku, dia memegang erat tanganku. Tangan kami pun menyatu.

“Kamu ... Kamu menang, Reva. Kamu menyelamatkan lebih ba-banyak orang.”

Wajah Reva semakin tidak jelas di pandanganku.

“Tapi, sungguh aku masih tidak bisa percaya kamu melakukan ini.”

“Ka-kamu mau tahu kenapa aku melakukan ini semua? Kamu lihat ... Ke mobilku.”

Sambil terisak-isak, Reva memalingkan wajahnya ke mobil sedan yang tidak jauh dari posisi kami. Dia tampak masih bingung.

“Reva, maaf. Kamu ... Ugh, jadi membenciku. Tapi, aku ingin kamu tahu kalau aku sangat Mencin ... “

“Iya ... Iya. Aku juga me-mencintaimu, Iyan. Aku ju-juga minta ma-maaf.” Dia masih menangis.

Aku senang mendengar kata kata itu darinya. Ah ... Wajahnya semakin memudar dari pandanganku ... Suaranya ... Aku tidak bisa mendnegarnya lagi. Reva ...

Reva ...

Reva ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun