memberatkanÂ
8Â
Terbelakang mentalÂ
Diserahkan pd lembaga khusus Munculnya problematika siswa tidak lepas dari kondisi pribadi siswa. Tidak sedikit
yang mengatakan bahwa permasalahan siswa karena faktor intelegensi namun lebih pada
sikap dan kedisiplinan siswa yang rendah (Ahmadi, 2004: 77).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:79) faktor penyebab kesulitan belajar siswa
antara lain faktor intern dan faktor ekstern, berikut ini akan diurikan lebih lanjut:
a.
faktor Intern : sakit, kurang sehat, cacat tubuh, intellegensi, bakat, minat, motivasi,
kesehatan mental, dan tipe belajar anak.
b.
faktor ekstern
1) faktor keluarga : cara mendidik anak, hubungan orang tua-anak, contoh atau
bimbingan dari orang tua, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi
keluarga baik ekonomi yang miskin atau terlalu kaya.
2) faktor sekolah: guru, factor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah
dan disiplin kurang.
3) faktor mass media dan lingkungan sosial : bioskop, TV, majalah, komik,
teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat dan lain
sebagainya..
Yusuf dkk (2004:63) menambahkan faktor-faktor yang dapat menghambat
keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:
a.
faktor internal antara lain: 1) kemampuan belajar yang rendah, 2) motivasi belajar
yang rendah, 3) sakit-sakitan, 4) sikap pesimis, 5) sikap negatif terhadap pelajaran,
6) kebiasaan buruk (malas) dalam belajar, 7) panca indra kurang berfungsi secara
optimal, 8) mengalami setres.
b.
faktor eksternal antara lain: 1) kurang memiliki fasilitas belajar, 2) teman yang
malas belajar, 3) iklim kehidupan keluarga yang tidak harmonis, 4) iklim kehidupan
sekolah yang kurang kondusif, 5) interaksi siswa dengan guru kurang harmonis, 6)
proses belajar kurang tertata dengan baik, 7) fasilitas belajar kurang lengkap.
Faktor-faktor di atas (ekstern maupun intern) saling berinteraksi secara lagsung
ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dalam proses belajar seseorang
sudah pasti akan menghadapi kesulitan dan kegagalan, sehingga faktor-faktor yang
menghambat keberhasilan dalam belajar harus ditangani sedini mungkin dengan
memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang mengalami kesulitan
maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan di dalam proses belajarnya dan
memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik itu kebiasaan
yang baik maupun kebiasaan belajar yang buruk.
Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Belajar di SD
Pelaksaan bimbingan belajar di SD secara umum tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik siswa SD dan karakteristik pembelajarnya. Mengacu pada kedua aspek
tersebut, pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar di SD cenderung mengarah
kepada tiga pendekatan yaitu bimbingan kelompok, konseling kelompok, serta kegiatan
belajar mengajar yang bernuansa bimbingan.
a.
Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada
siswa secara berkelompok. Bimbingan kelompok terdiri dari 20-35 orang, 15-20
orang dan paling efektif antara 5-15 orang (Romlah, 2006:3). Pelaksanaannya di
SD seringkali menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar
dalam rangka pembentukan sikap pribadi, social dan dalam belajar.
b.
Konseling kelompok merupakan salah satu aktivitas populer dalam layananÂ
bimbingan dan konseling. Terutama dalam rangka perbaikan konsep diri siswaÂ
(Gibson & Marianne, 2010: 545). Konseling kelompok lebih menekankan padaÂ
upaya perbaikan permasalahan belajar siswa. Hal ini karena kebiasaan belajar yangÂ
salah muncul dari konsep diri yang salah. Dalam konseling kelompok, siswaÂ
seringkali sedang mengalami krisis dalam belajar atau permasalahan belajar yangÂ