Mohon tunggu...
Nechin Rilus
Nechin Rilus Mohon Tunggu... Relawan - Aktivitis Kebenaran

Simple Life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relasi Aku dan Engkau dalam Pandangan Gabriel Marcel: Sebuah Analisis

16 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita melihat pada Heidegger, eksistensialisme Heidegger menekankan konsep "Dasein" atau "keberadaan" yang sangat terikat dengan pertanyaan tentang keberadaan itu sendiri. Heidegger berfokus pada kecemasan dan ketakutan eksistensial yang timbul dari kesadaran akan kematian dan kefanaan. Sebaliknya, Marcel lebih menitikberatkan pada harapan dan iman sebagai respon terhadap keterbatasan dan kesulitan hidup. He emphasizes on 'being as having' rather than Heidegger's 'being in the world', membawa Marcel pada eksplorasi tentang kehadiran simbolis dan transenden.

Selain itu, pendekatan Marcel yang lebih bersifat dialogis dan berusaha menciptakan dialog otentik juga menjadi pembeda penting. Dalam pandangan Marcel, percakapan yang jujur dan terbuka antara dua individu adalah fondasi utama dari eksistensi yang otentik. Konsep ini kurang mendapatkan perhatian dalam eksistensialisme Sartre maupun Heidegger, yang lebih fokus pada individu secara isolatif. Marcel melihat dialog tersebut sebagai cara untuk melampaui keterlibatan diri sendiri dan memasuki relasi yang mendalam dengan orang lain dan dengan Tuhan.

Dalam konteks ini, Marcel juga menolak dualisme antara subjek dan objek yang sering ditemukan dalam pemikiran eksistensialis lainnya. Marcel mengajukan konsep "being" (menjadi) yang mengatasi keterpisahan artificial antara diri (ego) dan dunia luar. Pandangan ini berbeda dengan Heidegger yang menekankan keterpisahan dan alienasi manusia dari dunia di sekitarnya.

Dengan demikian, meski sama-sama berada dalam payung eksistensialisme, Marcel mengembangkan sebuah pendekatan yang unik dan kaya, yang lebih menekankan pentingnya hubungan personal, dimensi spiritual, dan dialog otentik, berlawanan dengan pandangan yang lebih individualistik dan kadang pesimistis dari eksistensialis lainnya.

5. Relasi Aku dan Engkau dalam Perspektif Marcel

Gabriel Marcel, seorang filsuf eksistensialis Kristen yang dihormati, memberikan perhatian khusus pada konsep relasi "Aku dan Engkau" (I-Thou). Dalam pandangannya, hubungan ini adalah inti dari eksistensi manusia dan menawarkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana individu berinteraksi secara mendalam dan otentik dengan orang lain.

Marcel membedakan antara dua jenis hubungan: hubungan "Aku-Engkau" dan hubungan "Aku-Itu" (I-It). Dalam hubungan "Aku-Engkau", ada pengakuan penuh terhadap eksistensi dan keunikan individu lainnya sebagai subjek yang setara. Sebaliknya, hubungan "Aku-Itu" melihat individu lain sebagai objek atau alat, yang dapat dimanipulasi atau digunakan untuk tujuan tertentu tanpa menghargai keberadaannya sebagai entitas yang unik dan bermakna.

Marcel berargumen bahwa dalam relasi "Aku dan Engkau", kedua individu saling menghormati sebagai subjek dengan kekhasan dan keunikan masing-masing. Relasi ini mengutamakan dialog otentik, dimana tiap pihak terbuka untuk mendengarkan dan dipahami, bukan sekadar bertukar informasi. Dalam konteks ini, relasi "Aku dan Engkau" melampaui komunikasi yang dangkal dan memasuki wilayah pertemuan yang mendalam dan sarat makna.

Relasi "Aku dan Engkau" menurut Marcel juga mengandung elemen kepercayaan dan pengabdian yang tak tergantikan. Kepercayaan ini tidak bersifat utilitarian, melainkan mencerminkan komitmen mendalam untuk saling mengakui eksistensi dan nilai masing-masing. Pengabdian yang tulus dalam hubungan ini menjadikan relasi tersebut sebagai sesuatu yang autotelik, yaitu berharga pada dirinya sendiri, tidak bergantung pada manfaat eksternal.

Salah satu implikasi penting dari pandangan Marcel ini adalah penolakan terhadap reduksi hubungan antar manusia menjadi sekadar transaksi atau kontrak. Dalam relasi "Aku dan Engkau", terdapat dimensi transendensi, di mana hubungan manusiawi dipahami sebagai jalan menuju pengalaman spiritual yang lebih tinggi. Marcel percaya bahwa melalui relasi seperti ini, manusia mendekati dimensi ilahi dalam kehidupan mereka.

Dengan demikian, pandangan Marcel tentang relasi "Aku dan Engkau" memberikan kerangka untuk memahami interaksi manusia yang lebih manusiawi dan bermakna. Ini menantang individu untuk melampaui egoisme dan melihat sesama sebagai pribadi yang sama berharganya, memperluas horizon etis dan eksistensial dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun