Mohon tunggu...
Nechin Rilus
Nechin Rilus Mohon Tunggu... Relawan - Aktivitis Kebenaran

Simple Life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relasi Aku dan Engkau dalam Pandangan Gabriel Marcel: Sebuah Analisis

16 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.1. Hubungan Subjek dengan Subjek

Gabriel Marcel, seorang filsuf eksistensialisme Kristen, menekankan pentingnya hubungan subjek dengan subjek sebagai inti dari relasi yang otentik dan manusiawi. Dalam pandangan Marcel, hubungan tidak harus dilihat semata-mata sebagai sebuah interaksi antara dua entitas yang terpisah, melainkan sebagai pertemuan yang mendalam antara dua subjek yang saling mengakui keberadaan dan martabat satu sama lain.

Menurut Marcel, hubungan subjek dengan subjek berbeda dari hubungan subjek dengan objek, di mana yang terakhir ini cenderung bersifat instrumental dan mengarah pada dehumanisasi. Dalam hubungan subjek dengan objek, satu pihak cenderung memperlakukan pihak lain sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan tertentu, tanpa memperhatikan kemanusiaan dan keunikannya. Sebaliknya, dalam hubungan subjek dengan subjek, setiap individu diakui sebagai entitas yang memiliki nilai intrinsik, dan interaksi di antara mereka dilandasi oleh rasa hormat, empati, dan kesamaan.

Salah satu aspek penting dalam hubungan subjek dengan subjek adalah konsep kehadiran atau presence. Marcel menggambarkan kehadiran sebagai kondisi di mana seseorang benar-benar ada untuk orang lain secara fisik, emosional, dan spiritual. Kehadiran ini memungkinkan terjadinya keterbukaan dan keterlibatan yang mendalam, yang menjadi dasar dari relasi manusiawi yang sejati. Dalam konteks ini, kehadiran bukan hanya soal berada secara fisik di suatu tempat, tetapi tentang memberikan dukungan, mendengarkan, dan berbagi pengalaman hidup dengan orang lain.

Marcel juga mengkritik aspek-aspek dari masyarakat modern yang menurutnya cenderung menghalangi terciptanya hubungan subjek dengan subjek. Teknologi, industrialisasi, dan kebudayaan materialistik sering kali menciptakan jarak antarindividu dan mengarah pada alienasi. Dalam dunia yang semakin mekanis dan impersonal ini, Marcel menyerukan kembalinya pada relasi yang lebih autentik dan manusiawi, di mana individu tidak hanya diakui sebagai subjek melainkan sebagai pribadi yang memiliki cerita, norma, dan kehidupan yang kompleks.

Dengan demikian, hubungan subjek dengan subjek dalam pandangan Gabriel Marcel melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap nilai masing-masing individu. Hal ini menuntut keterbukaan, keinginan untuk memahami, dan komitmen untuk hadir bagi satu sama lain, yang semuanya menjadi elemen vital untuk membangun hubungan yang sejati dan bermakna.

5.2. Percakapan dan Dialog Otentik

Percakapan dan dialog otentik menjadi elemen sentral dalam pemikiran Gabriel Marcel mengenai relasi Aku dan Engkau. Dalam konteks ini, Marcel menekankan bahwa percakapan yang autentik bukan sekadar pertukaran informasi atau interaksi verbal, melainkan proses di mana dua subjek terlibat dalam sebuah hubungan yang tulus dan mendalam.

Marcel percaya bahwa percakapan otentik memungkinkan individu untuk saling mengungkapkan keberadaan eksistensial mereka. Ia mengkritik bentuk-bentuk komunikasi yang bersifat mekanistik dan superficial, di mana individu hanya berfungsi sebagai objek yang menerima dan mengirim pesan tanpa adanya kedalaman emosional atau keterlibatan pribadi. Percakapan otentik, sebaliknya, menuntut keterbukaan, kejujuran, dan pengakuan penuh akan keberadaan yang lain.

Dalam dialog otentik, adanya mutual recognition, atau pengakuan timbal balik, menjadi sangat penting. Marcel menekankan bahwa untuk sebuah dialog dapat dianggap autentik, harus ada sebentuk pengakuan terhadap subjek lain sebagai entitas yang sama-sama memiliki nilai dan martabat yang tak ternilai. Ini berarti bahwa dalam proses percakapan, ada kerja sama dan keterlibatan aktif yang memungkinkan munculnya pengertian yang lebih mendalam dan empati.

Unsur penting lainnya dalam percakapan autentik adalah mystery atau misteri. Marcel menggambarkan bahwa hubungan Aku-Engkau mengandung elemen ketidakpastian dan ketidaktahuan, di mana individu tak sepenuhnya dapat memahami atau mengukur yang lain. Misteri ini menjadi ruang untuk refleksi dan kesadaran yang lebih tinggi tentang makna dan tujuan dari relasi tersebut. Ini bertentangan dengan hubungan yang bersifat objektif, yang sering kali berupaya untuk mengontrol atau mendominasi yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun