Mohon tunggu...
Nechin Rilus
Nechin Rilus Mohon Tunggu... Relawan - Aktivitis Kebenaran

Simple Life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relasi Aku dan Engkau dalam Pandangan Gabriel Marcel: Sebuah Analisis

16 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman tentang relasi "Aku dan Engkau" dalam pandangan Gabriel Marcel merupakan salah satu elemen kunci dari pemikirannya yang berakar dalam tradisi eksistensialisme Kristen. Untuk memahami konsep ini secara komprehensif, penting untuk mendalami definisi dan pengertiannya secara menyeluruh.

Dalam filsafat Marcel, relasi "Aku dan Engkau" menggambarkan interaksi antar manusia yang melampaui sekadar hubungan subjek-objek. Marcel menekankan bahwa setiap individu bukanlah objek yang dapat diteliti atau dianalisis dari luar, melainkan subjek yang memiliki keunikan dan martabat intrinsik sebagai pribadi. Oleh karena itu, hubungan "Aku dan Engkau" adalah intimitas yang terjadi ketika dua subjek bertemu dalam dialog yang saling menghargai dan mengakui keberadaan masing-masing sebagai pribadi otentik.

Marcel mengontraskan relasi "Aku dan Engkau" dengan apa yang dia sebut sebagai relasi "Aku dan Itu", yang merupakan hubungan utilitarian di mana individu diperlakukan sebagai objek untuk mencapai tujuan tertentu. Relasi "Aku dan Itu" cenderung mereduksi individu menjadi alat atau sarana, menghapus elemen personal dan spiritual dari hubungan tersebut. Dengan demikian, relasi "Aku dan Engkau" menawarkan alternatif yang lebih humanis dan mendalam, di mana interaksi didasarkan pada kesetaraan, kepercayaan, dan pemberian diri.

Pada tingkat yang lebih esensial, konsep ini mengandung implikasi teologis dan filosofi yang signifikan. Dalam konteks teologi Kristen, relasi "Aku dan Engkau" mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan, yang bersifat personal dan penuh cinta kasih. Tuhan tidak hanya dilihat sebagai Pencipta yang jauh, tetapi juga sebagai Pribadi yang hadir dan terlibat langsung dalam kehidupan setiap individu. Dengan demikian, hubungan dengan Tuhan juga harus dipahami sebagai dialog yang penuh makna, yang melibatkan komunikasi dua arah antara manusia dan Ilahi.

Secara epistemologis, konsep ini menolak pendekatan positivis yang cenderung mengobjektivikasi realitas. Sebaliknya, Marcel menekankan pentingnya pengalaman subjektif dan partisipasi langsung dalam memahami kebenaran. Ini bukan berarti mengabaikan nilai-nilai empiris, tetapi lebih mengakui keterbatasan metode ilmiah dalam menangkap esensi dari pengalaman manusia.

Maka, definisi relasi "Aku dan Engkau" menurut Gabriel Marcel adalah suatu hubungan yang didasarkan pada pengakuan, penerimaan, dan penghargaan terhadap keberadaan pribadi lainnya sebagai subjek otentik. Ini adalah landasan fundamental dari eksistensialisme Marcel, yang mengajak kita untuk melihat kembali cara kita berinteraksi dengan sesama dan dengan Tuhan.

2.2. Teori-Teori Terkait

Dalam menggali relasi "Aku dan Engkau," penting untuk memahami berbagai teori filosofis yang terkait dengan pendekatan Gabriel Marcel. Salah satu teori yang sering dibicarakan dalam konteks ini adalah teori Martin Buber mengenai hubungan "I-Thou". Buber menekankan bahwa hubungan "I-Thou" adalah bentuk hubungan yang autentik, di mana kedua pihak saling menghargai sebagai subjek. Ini sangat kontras dengan hubungan "I-It" yang bersifat objektifikasi, di mana manusia memperlakukan yang lain sebagai objek untuk dieksploitasi atau dimanipulasi.

Relasi "Aku dan Engkau" dalam pandangan Marcel mengeksplorasi dan memperdalam pemahaman ini dengan memberi perhatian khusus pada aspek eksistensial dan spiritual hubungan antar manusia. Marcel memperkenalkan konsep kepercayaan (faith) dan kesetiaan (fidelity) sebagai landasan dari hubungan ini. Menurutnya, dalam relasi otentik, individu tidak hanya memandang yang lain sebagai subjek tetapi juga mengikatkan diri dalam komitmen dan kepercayaan mutual. Ini berbeda dari pandangan eksistensialis lain seperti yang diusulkan oleh Jean-Paul Sartre, yang menekankan kebebasan individual tetapi cenderung melihat hubungan antar manusia sebagai konflik atau permainan kekuasaan.

Teori Georges Bataille tentang "intimasi" juga memberikan kerangka teoritis relevan terhadap konsep relasi "Aku dan Engkau". Bataille berargumen bahwa intimasi berasal dari tindakan melampaui diri sendiri dalam pencarian hubungan yang lebih dalam dan penuh makna dengan yang lain. Ini sejalan dengan gagasan Marcel mengenai kehadiran (presence), di mana kehadiran seseorang dalam hidup yang lain memberikan makna eksistensial mendalam.

Selanjutnya, Paul Ricoeur dan teorinya tentang "narasi diri" (narrative self) juga penting dalam memahami relasi "Aku dan Engkau". Ricoeur berpendapat bahwa identitas diri seseorang tidak terbatas pada kesadaran individual tetapi dibentuk melalui naratif yang melibatkan orang lain. Konsep ini mengukuhkan pandangan Marcel bahwa kehadiran yang lain adalah esensial dalam pembentukan identitas eksistensial seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun