Mohon tunggu...
Nechin Rilus
Nechin Rilus Mohon Tunggu... Relawan - Aktivitis Kebenaran

Simple Life

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relasi Aku dan Engkau dalam Pandangan Gabriel Marcel: Sebuah Analisis

16 Juli 2024   07:48 Diperbarui: 16 Juli 2024   07:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Subjektivitas yang Berlebihan: Salah satu kritik utama terhadap filsafat Marcel adalah penekanan berlebihan pada subjektivitas. Kritikus berargumen bahwa pendekatan yang sangat personal dan introspektif terhadap relasi dapat mengabaikan struktur dan dinamika sosial yang lebih luas yang juga memengaruhi interaksi antarmanusia. Dengan menitikberatkan pada pengalaman pribadi, Marcel dianggap cenderung mengesampingkan konteks budaya, sosial, dan politik yang memengaruhi hubungan interpersonal.

2. Keterbatasan dalam Skala: Pendekatan Marcel yang intim dalam melihat relasi "Aku dan Engkau" dikritik karena kurang mampu menerjemahkan dirinya dalam konteks hubungan yang lebih luas, seperti hubungan internasional atau interaksi dalam struktur masyarakat yang besar. Dalam dunia yang semakin global dan kompleks, beberapa kritikus meragukan relevansi pendekatan Marcel dalam menangani isu-isu besar yang bersifat kolektif.

3. Keaslian dan Kesulitan Praktis: Gagasan Marcel tentang percakapan dan dialog otentik juga dipertanyakan. Kritikus berargumen bahwa mencapai keaslian dalam setiap interaksi manusia adalah idealisme yang sulit dicapai dalam praktik. Faktor seperti ketidakseimbangan kekuatan, prasangka pribadi, dan kepentingan egoistis sering kali menghambat terciptanya dialog yang benar-benar otentik.

4. Pengabaiannya terhadap Struktur Rasionalitas: Beberapa filosof berpendapat bahwa Marcel terlalu menekankan aspek emosional dan eksistensial dari pengalaman manusia, dan mengabaikan pentingnya struktur rasionalitas dan logika dalam pembentukan relasi antarindividu. Kritik ini menilai bahwa meskipun aspek emosional penting, namun rasionalitas menyediakan kerangka yang diperlukan untuk memahami dan mengatur interaksi manusia secara lebih terstruktur dan koheren.

5. Dualisme Aku dan Engkau: Marcel dikritik karena menciptakan dikotomi tajam antara "Aku" dan "Engkau", di mana aku dihadirkan sebagai subjek yang unik dan engkau sebagai objek yang dilihat. Dikotomi ini dianggap oleh beberapa kritikus sebagai penyederhanaan yang berlebihan dari relasi manusia, mengabaikan fluiditas identitas dan peran yang sering kali bersifat dinamis dan berubah-ubah dalam interaksi sosial.

Kritik-kritik ini menunjukkan bahwa meskipun pemikiran Gabriel Marcel menawarkan wawasan mendalam tentang relasi antarpribadi, terdapat beberapa area di mana pandangannya dinilai kurang memadai atau bahkan problematis dalam memahami kompleksitas interaksi manusia dalam konteks yang lebih luas dan beragam.

7.2. Respon Marcel terhadap Kritik

Marcel tidak tinggal diam ketika menghadapi kritik atas pemikirannya. Sebagai seorang filsuf yang mendalami eksistensialisme, ia selalu terbuka untuk berdialog dan mencoba menjelaskan serta mempertahankan pandangannya. Salah satu poin utama kritik adalah bahwa konsep "Aku dan Engkau" terlalu idealistis dan sulit diterapkan dalam realitas sehari-hari yang kompleks. Marcel menjawab kritik ini dengan menekankan bahwa filosofi eksistensialisme yang ia anut tidak bertujuan untuk menjadi panduan praktis yang kaku, melainkan sebuah kerangka berpikir yang mendorong manusia untuk mencapai keberadaan yang lebih autentik.

Marcel juga menanggapi tuduhan bahwa pemikirannya terlalu dipengaruhi oleh agama, terutama Kristen, sehingga menjadi kurang universal. Dalam hal ini, dia berpendapat bahwa meskipun beberapa konsepnya memang dipengaruhi oleh keyakinan religius, esensi dari relasi "Aku dan Engkau" adalah universal dan bisa dipahami serta diadopsi oleh berbagai latar belakang budaya dan religius. Bagi Marcel, relasi yang otentik adalah sebuah kebutuhan mendasar manusia yang melampaui batas-batas agama.

Sebagai peneliti yang berfokus pada eksistensialisme, kritik juga sering muncul dari kubu eksistensialis lain seperti Sartre yang lebih mengedepankan absurditas dan kebebasan radikal individu. Marcel menjawab kritik ini dengan mengemukakan bahwa eksistensialisme versi dirinya lebih mengedepankan harapan dan keyakinan akan kemampuan manusia untuk menemukan makna melalui hubungan yang otentik. Dia tidak menafikan kebebasan individu, tetapi menekankan bahwa kebebasan sejati ditemukan melalui keterikatan yang berarti dengan orang lain.

Marcel juga menerima kritik yang menganggap teorinya terlalu abstrak dan filosofis sehingga sulit diimplementasikan dalam kejadian nyata. Sebagai jawaban, Marcel mengutip berbagai contoh dari pengalaman hidup dan seni, seperti teater dan musik, yang menunjukkan bagaimana relasi "Aku dan Engkau" dapat diwujudkan. Menurutnya, seni adalah medium yang sangat efektif untuk memahami dan merasakan kedalaman hubungan antar manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun