Mohon tunggu...
Nada Nadyatul Gina
Nada Nadyatul Gina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 03

Bismillah, bisa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ahmad Yani (Nada, XII MIPA 8)

10 November 2021   10:12 Diperbarui: 10 November 2021   20:39 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB I 

Asal Muasal Jiwa Kepemimpinan yang Kuat

Kaki kecil itu berlari dengan tergesa, menyusuri lorong di kediamannya hingga akhirnya tiba pada hamparan luas halaman depan rumah. Matanya awas mengintai seperti mata elang, dengan lidi di tangan, dilihat anak-anak seusianya kini telah berbaris rapih membentuk barisan. Ia edarkan pandangannya sekali lagi, melihat kesekeliling, takut-takut ada barisan yang tidak  mendapatkan perhatian berujung tak rapih. Merasa kurang yakin, kedua kaki kecil itu kembali melangkah menyusuri sela-sela barisan. Lalu pada akhirnya mengangguk puas seraya tersenyum bangga. Layaknya seorang pemimpin, ia pimpin pasukan berbentuk barisan tersebut. Berlagak seperti Jendral dengan kedua tangan yang saling bertautan di belakang punggungnya.

 

Mungkin banyak yang bertanya, siapa gerangan anak kecil dengan jiwa seperti pemimpin itu?

 

        Namanya Ahmad Yani, anak sulung dari sepasang Suami Istri, Sarjo dan Istrinya, Martini yang lahir pada 9 Juni 1922 di Powerejo, Jawa Tengah. Sejak kecil, anak dari sepasang Suami Istri itu sudah mempunyai jiwa kepemimpinan yang sangat besar. Terbukti dengan lakon yang ia gawaikan Ketika bermain dengan teman-temannya di halaman depan rumah. Lidi yang biasanya ia gunakan sebagai alat, merupakan senjata khas yang selalu di bawa kemana-mana. Sangat cerdik serta disiplin. Ahmad kecil selalu menjadi pemimpin bagi teman-temannya.

 

        Suatu ketika di sore hari, Ahmad kecil duduk di kursi kosong yang berada tepat di sebelah Ayahnya. Sadar ada yang ingin anaknya sampaikan, Sarjo membuka suara, lantas bertanya pada anak sulungnya itu,

        “ada apa?” Tanya sang Ayah pada Ahmad kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun