Dan Ibuku ada di situ. Bukan sedang menungguku. Dia sedangh duduk di bawah pohon. Dengan wajah murung. Dengan mata yang entah. Aku tak dapat menuliskannya di sini. Aku terlalu kecewa. Hatiku retak. Bahagia yang sudah kususun berantakan semua. Menjadi rasa kecewa tiada tara.
Ibuku gila. Ibuku gila. Ibuku gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.............
Helga tak bisa bicara apa-apa. Helga menangis. Merasakan betul apa yang dirasakan Rida.
“Terus?” tanya Helga.
“Apanya?”
“Kamu mau apa, Rid?”
“Aku bingung. Aku takut pada teman-teman.”
”Kenapa takut, Rid?”
“Apa kata mereka?”
“Kenapa takut pada kata-kata mereka?”
“Mereka pasti akan meledekku. Karena aku anak orang gila.”