Dengan langkah yang penuh beban, baik beban badan maupun beban fikiran, Fina maju. Tapi, sebelum kakinya betul-betul sampai di depan kelas, badan gendutnya sudah tak mampu ditopang. Fina limbung. Kemudian jatuh pingsan. Terus dua hari dirawat di rumah sakit.
Sejak saat itu, Fina sangat mempercayai angka tiga dan tak pernah menunggu angka empat muncul. Menunggu kemunculan angka empat akan sama artinya dengan menunggu datangnya kesialan hidup. Cukup sekali saja peristiwa angka empat itu muncul.
Apakah Villa harus mempercayai omongan dukun santet Galang? Villa tak ingin bernasib sial seperti Fina, tapi juga tak ingin percaya pada kata-kata Galang. Villa bingung.
Akhirnya, Villa mengambil hp-nya. Membuka sms yang baru saja masuk.
“Sudahkah Anda melakukan sebuah kebaikan?” tertulis dalam sebuah sms yang diterima Villa. Villa membuka sms yang kedua dan ketiga. Isinya sama persis. Berarti hanya orang iseng belaka. Mungkin juga dari teman satu kelasnya yang tak bisa tidur. Mungkin dari Fina atau bahkan mungkin dari Galang. Tapi... kalau dari Fina tak mungkin. Nomor Fina sudah ada dalam hp Villa. Dari Galang? Juga tak mungkin. Galang tak pernah tahu nomor hp Villa.
“Nomor siapa ya?” batin Villa.
Ada rasa pengen iseng juga. Maka Villa segera menulis.
“Emang kenapa?”
Trus Villa mencoba tidur lagi.
“Twing!”
Muncul jawaban. Villa penasaran.