Sejak saat itu, Villa percaya pada teror sms. Satu kebaikan yang tulus akan selalu menghindarkan si pelaku kebaikan dari mara bahaya. Seandainya Villa tak bersedia menyumbangkan ginjalnya dengan tulus, mungkin Jannah tak akan ke rumahnya, Bibi juga akan pulang, sehingga Villa di rumah sendirian. Bisa kalian semua bayangkan, apa yang terjadi jika pada saat perampokan itu terjadi, Villa di rumah hanya sendirian.
Villa tak peduli lagi pada rasa penasaran akan si pengirim sms. Hingga kini, Villa berbuat kebaikan karena ketulusan bukan karena teror sms itu. Kita doakan saja, semoga bisa menjadi jalan hidup Villa untuk selamanya. Amiiin....!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H