Villa diam. Cukup lama. Hanya matanya yang menerawang pada Bibi. Kenapa Villa tak mau mengerti sedikit pun pada Bibi?
“Bunda, boleh usul, Bun?” kata Villa.
“Apa?”
“Boleh nggak kalau Villa berbagi ginjal dengan anak Bibi?”
“Maksud Villa?” tanya Bunda setengah kaget dengan apa yang baru saja didengarnya.
“Villa ingin menyumbangkan salah satu ginjal Villa untuk anak Bibi.”
“Apaaaaa?” tanya Ayah yang juga tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
“Villa ingin menyumbangkan salah satu ginjal Villa untuk anak Bibi.”
“Yakin?”
“Ayah dan Bundaku yang baik hati, Villa ingin menyumbangkan satu ginjal Villa untuk anak Bibi.”
Bunda langsung merangkul Villa. Bunda tentu terkejut. Masih ada kebaikan pada diri anaknya. Bunda tak pernah memaksa. Bundanya hanya kaget saja.