"Lan..."
"Hah! Iya?" aku terkejut.
"Besok, boleh aku main-main lagi, aku ingin melihat butikmu."
"Tentu, silakan, dengan senang hati. Kau akan terpukau melihat semua karya Wulan Purnama." Jawabku percaya diri.
"Tentu saja, kau memang hebat."
Aku tersipu.
"Sampai bertemu besok, Lan."
"Ya, see you.."
Entah apa yang membuatku terdisktraksi. Pertemuan kembali dengannya, setelah hampir dua puluh tahun lebih tak jumpa, memberi kesan yang tak terlupakan. Yang tak pernah kurasakan sebelumnya, pada pria manapun.
***
"Cantik sekali kamu." Pujian itu begitu lancar, meluncur dari bibirnya yang tipis. Tulus dan spontan.
"Hahaha. Fi! Semua orang juga tahu kalau aku cantik."