Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Petualangan Cinta Air dan Api

31 Desember 2018   09:25 Diperbarui: 31 Desember 2018   09:41 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arya Dahana yang sedari tadi kikuk semakin salah tingkah dipandang dengan cara demikian.  Dengan sedikit menghindari tatapan menuduh Dyah Puspita, pemuda ini menjawab.

"Andika Sinatria, Bimala Calya sudah berjanji tidak mau terlibat lagi dengan urusan Lawa Agung.  Dia bukan pemberontak karena dia juga terpaksa ikut Panglima Kelelawar karena keadaan.  Selain itu dia bisa membantumu memberikan informasi yang bermanfaat bagimu kalau kau bisa membujuknya dengan baik."

Arya Dahana melanjutkan,

"Puspa, namanya Bimala Calya.  Dia seorang diri di dunia ini.  Aku yakin dia bisa menjadi teman yang sangat baik untukmu."

Dyah Puspita mengerutkan alisnya yang indah mendengar jawaban yang asal ini.  Ditariknya lengan kanan Arya Dahana dengan maksud menjauhi kerumunan.  Tapi di sebelah sana, lengan kiri Arya Dahana dipegang dengan erat oleh Bimala Calya yang sekarang melotot kepada Dyah Puspita.

Arya Dahana seperti kehilangan darah di wajahnya.  Pucat seperti kertas.  Pemuda ini berada pada situasi yang sangat mengerikan baginya.  Dia paling tidak bisa mengecewakan orang.  Apalagi jika itu wanita.  Dia tidak mungkin melepaskan pegangan dua gadis yang sudah siap saling terkam itu.  

Andika Sinatria yang iba melihat Arya Dahana kebingungan, mencoba meredakan suasana dengan berkata sabar.

"Arya Dahana, sebaiknya kau ajaklah dua wanita cantik ini ke bawah pohon rindang di sudut sana.  Pasti kalian bisa berbincang bincang dengan layak di sana."

Arya Dahana mengangguk penuh terimakasih.  Dipegangnya tangan Dyah Puspita dan Bimala Calya.  Dibimbingnya dua gadis yang masih sama sama melotot itu ke tempat yang ditunjuk Andika Sinatria.  

Dua gadis itu tidak ada yang menolak.  Mereka menurut saja ditarik tangannya oleh Arya Dahana.  Sampai di tempat yang dituju, Arya Dahana meminta kedua gadis itu duduk baik baik dan lalu menjelaskan panjang lebar kepada Dyah Puspita apa yang sudah dilaluinya hingga akhirnya bertemu Bimala Calya.  

Dyah Puspita mendengarkan dengan seksama apa yang diceritakan oleh Arya Dahana.  Begitu sampai di bagian Arya Dahana bertemu dengan Andika Sinatria dan Dewi Mulia Ratri, Dyah Puspita mencondongkan tubuhnya ke muka dengan penuh perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun