Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Petualangan Cinta Air dan Api

31 Desember 2018   09:25 Diperbarui: 31 Desember 2018   09:41 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arya Dahana menjadi makin gugup karena tahu apa arti tatapan Dyah Puspita.  Pemuda ini buru buru mengambil bungkusan obat dari tangan Bimala Calya lalu mencampurnya dalam air di wadah air minum.  Setelah mengocoknya sebentar, pemuda ini berniat mendudukkan Putri Anjani agar memudahkan memberi minum obat.

Belum lagi tangan Arya Dahana bergerak, Bimala Calya sudah mendahuluinya mendudukkan Putri Anjani.  Saat pemuda ini berjongkok untuk meminumkan obat, tiba tiba saja wadah di tangannya sudah berpindah tangan ke tangan Dyah Puspita.  Arya Dahana linglung sebentar.  Dia hanya bisa memperhatikan dengan wajah bengong kedua gadis di depannya bekerjasama memberi obat kepada Putri Anjani.

Ayu Wulan yang berdiri tidak terlalu jauh menggigit bibirnya menahan tawa melihat pemuda konyol itu terjebak dalam kebingungan yang lucu dan tolol.  Saat sedang menikmati suasana yang aneh itu, Ayu Wulan dikejutkan dengan mendekatnya Pangeran Bunga di sampingnya.  Gadis cantik cucu Nyai Genduk Roban itu mencoba bergeser menjauh.  Namun Pangeran Bunga justru semakin mendekat.  Mencoba membuka percakapan namun ditanggapi dengan dingin oleh gadis cantik yang tinggi langsing itu.

Andika Sinatria mendekat ke dalam kerumunan.  Dipegangnya pergelangan tangan Putri Anjani.  Dirasakannya denyut nadi gadis itu sangat lemah serta berdetak tidak teratur.  Pangeran muda itu memegang agak lama.  Memastikan ada perubahan setelah dilihatnya tadi Putri Anjani diberi obat oleh Dyah Puspita.

Memang benar, telapak tangan yang tadinya sangat dingin perlahan lahan menghangat.  Detak nadi yang tadinya lemah berubah menguat.  Mata gadis itu membuka dan mulai bersinar.  Andika Sinatria menghela nafas lega.  Diberinya tanda Bimala Calya agar membaringkan Putri Anjani kembali.

Bimala Calya menurut.  Dibaringkannya lagi gadis yang terluka parah itu ke tanah.  Setelahnya gadis itu berdiri dan mendekati  Arya Dahana yang sampai sekarang masih berdiri seperti orang linglung.

Untuk sesaat suasana sesepi kuburan.  Andika Sinatria yang terbiasa menangani situasi yang kikuk membuka percakapan dengan mengucapkan terimakasih kepada semua yang ada di situ karena telah melindungi Putri Anjani dengan taruhan nyawa.  Dyah Puspita mengabaikan ucapan terimakasih Andika Sinatria.  Tatapannya tetap terpaku pada Bimala Calya yang sekarang malah bukan cuma mendekat ke Arya Dahana.  Tapi menggandeng lengan pemuda itu!

"Arya, jawab pertanyaanku.  Di mana kamu bertemu gadis genit ini?  Apa tujuannya mengikutimu kesini?" Dyah Puspita bertanya kepada Arya Dahana namun tatapan matanya tak lepas kepada Bimala Calya.

Andika Sinatria yang dari tadi tidak menyadari keberadaan Bimala Calya terperanjat bukan main.  Gadis yang hebat mengendalikan pasukan kelelawar ini ada di sini!  Pangeran ini menimpali pertanyaan Dyah Puspita dengan pertanyaan juga.

"Bimala Calya, apakah kau hendak memata-matai kami?  Tahukah kamu kalau aku bisa menangkapmu sebagai pemberontak Kerajaan Galuh Pakuan?"

Diberondong pertanyaan oleh Dyah Puspita dan Andika Sinatria membuat Bimala Calya pucat.  Gadis itu memandang muka Arya Dahana dengan wajah mengiba seperti memohon pertolongan untuk menjawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun