masuk kelas dengan tergesa-gesa. Keringat di kening sebelah kirinya
mengalir menyusuri pipi penuh jerawatnya.
Dahlan, memilih duduk di bangku belakang paling pojok sendiri. Dengan
cekatan dia mengeluarkan selembar kertas. Membolak-balikan buku yang dia
keluarkan dari tas yang tak kalah kumal dari bajunya dan mencoba
menuliskan sesuatu di atasnya. Sudah saya duga sebelumnya, seperti
hari-hari biasanya Dahlan membuat contekan.
“Dahlan gila kau, bikin contekan di kelas! Enggak modal, bikin contekan
tu di kos! Kaya aku ini bikin contekan sambil belajar, jadi tulis
intinya saja jadi kalau pas nyontek tinggal lihat clue-nya, lebih
efisien,” celetuk Ryan seorang mahasiswa yang duduk di sampingnya,