sesak ini.
Aku yang duduk di deretan bangku nomor dua, menghabiskan waktu untuk
memperhatikan sekelilingku. Ya, seperti Hanif ini, sesampainya dia di
kelas langsung mencari bangku paling depan, duduk tepat di depanku.
Setelah menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, dibukanya buku yang
di teng-tengnya tadi.
Hanif, lagi-lagi membuatku tidak bisa memalingkan wajahku padanya.
Memperhatikan setiap tingkah laku yang dibuatnya. Bukan karena aku
terlalu memperhatikanya, tapi tampilannya yang berbeda dengan mahasiswa
lain membuatku menjadi sering memperhatikannya secara tidak langsung.
Hanif, dibukanya lembar demi lembar buku yang diletakannya di meja,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!