"Ah… sebenarnya". Ujar Mira. "Pada saat itu Mesa mulai merasa aneh kepadaku. Mesa langsung mengatakannya padaku pada saat itu juga setelah selasai latihan". Mira meyakinkan.Â
"Aku mengkhawatirkan-mu itu maksudku". Ujar Mesa.Â
Sina pun mulai menatap ke arah Mesa. "Mengkhawatirkannya?". Ucapnya yang terlihat tidak yakin. Dan Mesa pun hanya menyeringai kepadanya.
"Lalu soal kunci itu?". Ben membahasnya.Â
Mesa merespon. "Sina menganggap kalau kunci itu merupakan sebuah bukti dan ia ingin membuktikannya dengan melihat sidik jari yang berada di kunci itu". Mesa pun mulai menahan tawanya dan sedangkan Sina hanya terdiam malu. "A-Apa itu benar?". Lanjutnya setelah memandang ke arah Sina. Dan Sina pun mulai mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah Mesa.
"Diamlah.". Kesalnya.Â
Mesa pun mulai menenangkan dirinya. "Baiklah, kalau begitu aku akan pergi membebaskan diri". Ucapnya dengan datar dan Sina pun menahannya untuk berjalan pergi.
"Aku belum menjelaskan pembicaraanku dengan Pak Mando". Akhirnya Sina mulai membahasnya.Â
"Hm? Pak Mando?". Mira terlihat sedikit terkejut.Â
Seketika itu Ben pun mulai berdiri dari kursinya. "Intinya adalah kasus itu sudah selesai, benar Sina?".
"Ya". Sina terlihat merasa tidak senang dengan itu.Â
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146