"Pada saat itu..… aku langsung menatap ke ara bawah. Jadi, aku tidak tahu bagaimana reaksi wajah Ben saat itu".
"Apakah Ben mengatakan sesuatu?".
"B-Be-Ben….. Bilang…. Dia tidak bisa menjawabnya sekarang….". Mira benar-benar merasa sangat malu.Â
"Hmm….. Dan setelah itu pun kamu langsung melarikan diri begitu saja darinya, benar?".
Mira hanya menganggukan kepalanya.Â
"Bapak yakin, pada saat itu Ben hanya sedang duduk terdiam di sana sebelumnya. Apakah kamu ingin mengetahui alasaannya?".
"Aku… T-Tidak usah… aku… ". Mira pun terdiam.Â
Hanya memikirkannya saja...aku merasa malu… Pikir Mira yang mengharapkan sesuatu dari Ben yang dapat membuatnya merasa sangat malu.Â
"Sebenarnya….". Pak Gid mulai memperlihatkan tatapan yang sedikit getir. "Kalu soal membicarakan sesuatu tentang percintaan, bapak tidak terlalu bisa menyarankannya dengan baik". Ujarnya.Â
"Hm? Mengapa begitu?". Mira merasa heran. "Bukankah Pak Gid merupakan salah satu guru konsultasi terbaik di sekolah ini? Selain para guru BK yang lainnya?".
"Bapak hanya guru yang menganggur saja, Mira. Satu-satunya pekerjaan bapak di sini hanyalah sebagai guru seni saja".Â
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146