Tanpa menimbulkan suara sedikitpun, ular hitam besar itu merayap dengan cepat diatas pasir. Menyusup kedalam selimut beberapa saat, kemudian merayap lagi keluar. Aairah dan Rashad masih terlihat tidur dengan nyenyaknya.
"Apa kau berhasil?" tanya Yodh diluar tenda.
"Berhasil Yang Mulia. Sesuai perintah Yang Mulia."
"Bagus, kau memang pengikut yang bisa aku andalkan."
Lalu mereka kembali memasuki gerbang dimensi waktu menuju Kota Paphos. Namun sebelum Yodh melangkahkan kakinya kedalam gerbang dimensi itu, Taw membisikkan sesuatu kepada Yodh. lalu Yodh membalasnya dengan senyuman.
"Kau memang cerdas Taw." gumam Yodh.
***
Pagi itu Teana dan rombongan dagangnya berlayar menuju Kota Hegra. Semalam ia telah membuat keputusan yang matang. Bahwa keselamatan Bangsa Nabataea lebih penting dari segalanya.
Kini patung Dewa Dhushara ada di tangannya, ia berharap semoga semua bencana ini bisa berakhir dan rakyat Nabataea bisa melakukan ritual pemujaan kepada Dewa Dhushara yang sesungguhnya. Bukan patung Dewa Dhushara palsu seperti yang selama ini mereka puja.
Perjalanan itu memakan waktu kurang lebih tiga minggu. Teana dan rombongannya mempersiapkan segala keperluannya diatas kapal. Semua rencananya ia susun dengan matang.
***