Sementara itu di Kota Hegra terjadi kericuhan. Seluruh rumah penduduk mengalami kerusakan parah. Ketika itu hampir menjelang malam. Tiba -- tiba gempa bumi dahsyat melanda seluruh kota. Meruntuhkan bangunan dan kuil yang ada di Kota Hegra.
Demi menjaga keamanan, masing -- masing penduduk mendirikan tenda -- tenda dari kulit kambing. Pihak kerajaan pun demikian. Mereka mendirikan beberapa tenda yang cukup besar sebagai tempat tinggal.
Suasana di Kota Hegra terlihat ricuh. Keadaan kota menjadi berantakan. Rusak cukup parah. Beberapa fasilitas penyimpanan air seperti bendungan dan sumur -- sumur serta kuil -- kuil besar juga tidak berfungsi.
Pemukiman Qasr Al Binth yang semula tertata rapi, kini terlihat hampir rusak. Bukit batu di wilayah itu banyak yang runtuh. Sehingga Qasr Al Binth kini sudah tidak layak ditempati lagi. Para penduduk disana sepakat untuk mendirikan tenda -- tenda.
***
Sementara itu di Pulau Siprus, tepatnya di Pelabuhan Kota Paphos, Teana dan beberapa pengikutnya menyewa penginapan. Malam itu mereka sepakat untuk beristirahat di Kota Paphos.
"Jadi bagaimana Tuan? Apa langkah kita selanjutnya?" tanya Almeera.
"Sepertinya kita harus kembali ke Kota Hegra." jawab Teana.
"Baiklah kalau itu yang Tuan inginkan. Hamba rasa itu adalah langkah yang tepat. Dengan adanya Patung Dewa Dhushara di tangan Tuan, kita bisa mengakhiri segala musibah yang menimpa kota kita."
"Kau benar Almeera. Aku harus segera menyelesaikan semuanya. Secepatnya." balas Teana.
Malam itu mereka bisa tidur dengan nyenyak. Tiba -- tiba Teana merindukan Galata.