"Setidaknya kau tangkap pria yang terserang penyakit itu. Biar aku obati." ucap Teana cemas.
"Maaf Tuan, hingga saat ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit aneh itu. Kita semua sudah mencoba berbagai macam obat."
"Bagaimana ini, Oh Dewa tolonglah aku." gumam Teana dalam hati.
Tiba -- tiba sebuah suara menggema dalam telinga Teana. suara yang tidak asing bagi Teana.
"Ambillah air dari sumber air di kompleks Al Djinn. Lalu minumkan air itu kepada mereka yang terserang penyakit. Itulah obatnya."
Teana mengangguk. Lalu ia tersenyum senang.
"Terimakasih Dalath." gumamnya dalam hati.
Untuk meningkatkan penjagaan, para prajurit penjaga bersiap siaga di depan tenda -- tenda penduduk. Mereka mencoba menghalau para penduduk yang terjangkit penyakit aneh dengan memakai obor -- obor api. Setidaknya itu yang bisa mereka lakukan sebelum mereka benar -- benar menemukan obatnya.
***
Keesokan paginya, Galata, Almeera dan Teana berangkat menuju sebuah sumber air di Kompleks Al Djinn. Sesuai petunjuk yang dibisikkan oleh Dalath, Teana akhirnya menemukan sumber air tersebut. Sumber air Mehnaz. Dengan dibantu oleh Galata dan Almeera, ia mengisi beberapa kendi yang mereka bawa. Setelah merasa cukup, mereka akhirnya pulang.
Para prajurit ditugaskan oleh Teana untuk menangkap penduduk yang terjangkit penyakit. Dengan menggunakan tongkat pengait, mereka menangkap penduduk itu lalu mengikat kedua tangan mereka. Hal ini dilakukan untuk mencegah gigitan mereka.