Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Kuil Singa Bersayap (Part 21)

1 Agustus 2018   14:31 Diperbarui: 1 Agustus 2018   15:09 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayah, perlu Ayah tahu. Akhir -- akhir ini penjualan Myrrh milikku tidak begitu laku. Sebab Ayah tahu sendiri banyak terjadi penjarahan di kota. Apa yang harus aku lakukan Ayah?"

"Sudahkah kau mencoba mencari wilayah baru untuk berdagang?"

"Belum Ayah. Aku belum memutuskan hendak kemana. Namun Almeera memberiku saran untuk pergi ke Pulau Lycia. Aku bingung. Aku belum pernah pergi kesana sebelumnya. Aku takut mengalami kegagalan Ayah."

"Anakku, kau tidak perlu bingung. Kau tahu pelangi?"

"Iya Ayah. Kenapa dengan pelangi?"

"Pelangi itu indah bukan? Banyak orang yang memuji -- muji keindahannya. Namun apa kau sadar bahwa sebelum pelangi itu muncul, ia harus berhadapan dulu dengan hujan. Apakah kau pernah memikirkan itu?"

"Maksud Ayah apa?" Teana menegakkan badannya. Memandang mata Rashad penuh tanda tanya.

"Makna dibalik itu semua adalah jika kau ingin mengharapkan keberhasilan, maka kau harus berani menghadapi tantangan dan pantang menyerah."

Teana terdiam. Matanya menerawang jauh ke langit Petra yang dipenuhi gemerlap cahaya bintang.

"Aku mulai paham maksud Ayah. Jadi aku harus bangkit dari keterpurukan ini dan memulai lagi dari awal." ucap Teana penuh keyakinan.

"Benar anakku. Belajarlah dari kegagalan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun