"Almeera, aku ingin segera kembali ke penginapan. Hari ini aku ingin mempersiapkan keperluan kita untuk berangkat ke Pulau Lycia. Kemana itu...." tanya Teana.
"Ke Kota Myra Tuan."
"Oh ya, Myra. Nama yang cantik. Semoga saja kita bisa mendapatkan banyak keuntungan disana."
"Semoga demikian Tuan." jawab Almeera singkat.
Mereka berjalan menyusuri jalan utama kota yang dipenuhi pilar -- pilar beton di samping kiri kanan jalan. Udara pagi itu tidak terlalu panas. Sehingga Teana membuka kerudungnya. Ia membiarkan rambutnya yang hitam panjang tertiup angin. Matanya yang biru sibuk mengamati orang -- orang disekitarnya.
Ketika mereka berjalan sampai di depan Kuil Singa Bersayap. Beberapa penduduk nampak berhamburan keluar. Membuat Teana dan Almeera menjadi heran.
"Ada apa ini? Mengapa banyak ular yang keluar dari kuil itu?"
"Tuan, sebaiknya kita pergi dari sini. Hamba tidak ingin kita terlibat masalah."
"Tapi Almeera, sebaiknya kita cari tahu didalam. Tidak ada salahnya kita kesana. Mungkin mereka membutuhkan bantuan kita."
"Taaa tapiii Tuan...."
Teana tidak mempedulikan ucapan Almeera. Ia berjalan berjingkat -- jingkat menaiki tangga dari batu pualam putih setinggi hampir tiga meter. Ia berusaha menaiki tangga kuil sambil menghindari ular agar tidak terinjak olehnya.