"Belum. Namun berdasarkan cerita prajurit yang ikut berjaga malam itu. Prajurit yang masih hidup itu berkata bahwa temannya telah dibunuh oleh seorang manusia ular."
"Aku bisa membayangkan bagaimana keadaan di Kota Hegra saat ini." ucap Teana.
"Sudah pasti mencekam anakku. Oleh sebab itu Ayah datang kemari untuk menyelesaikan masalah ini bersama Tuan Ghalib. Tidak menutup kemungkinan pelakunya berasal dari Kota Petra. Mereka ikut menyusup bersama rombongan pendatang itu."
"Semoga masalah Ayah lekas selesai." ucap Teana.
"Terimakasih anakku."
Lalu mereka berdua berpelukan sambil menikmati indahnya bintang di atas langit Kota Petra.
***
Keesokan paginya, Rashad bersama Ghalib berkeliling kota untuk memantau keadaan. Mereka kembali mendatangi Kuil Singa Bersayap untuk menyelidiki penyebab kerusuhan kemarin. Karena tidak ada sesuatu yang dikerjakan, Teana ikut bersama mereka.
Setelah sampai disana, Ghalib dibuat takjub dengan megahnya kuil. Bagian dalam kuil berlantaikan marmer putih dengan puluhan pilar penyangga bangunan di sekelilingnya. Kedatangan mereka disambut dua patung singa bersayap di pintu masuk kuil.
"Indah sekali kuil ini. Dua puluh tahun lalu ketika aku kemari, kuil ini belum ada."
"Benar Tuan, Kuil ini baru dibangun beberapa tahun yang lalu. Untuk menghormati Dewi Uzza."