"Baik Tuan!" ucap Almeera yang segera berlari keluar untuk mencari bantuan penduduk.
Teana terlihat sibuk mengusir ular -- ular itu. Seekor ular terkena sabetan tongkat Teana. Ia terluka dan berlari menghilang dibalik pilar. Teana membiarkannya lolos.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, akhirnya ular -- ular itupun berhasil dikumpulkan dan dibakar seluruhnya. Asap pekat membumbung ke udara.
Ketika Teana hendak meninggalkan kuil, ia merasa seseorang sedang mengintainya dari balik pilar kuil dibawah patung singa bersayap. Ia berhenti sejenak untuk memeriksa keadaan kuil. Namun ia tidak melihat seorangpun disana. Kemudian ia berjalan menuruni tangga kuil. Dibawah tangga, para penduduk berkumpul dan mengucapkan banyak terimakasih kepada Teana atas bantuannya. Teana tersenyum.
Sementara itu rombongan Ghalib dan Rashad mulai memasuki Kota Petra setelah setengah hari perjalanan dari Kota Hegra. Rombongan mereka disambut oleh kepulan asap hitam dari kejauhan.
"Apa yang terjadi disini? Sekacau itukah keadaan kota ini?" tanya Ghalib keheranan.
"Mungkin saja itu ulah para perampok Tuan, mereka mungkin sedang melakukan penjarahan kepada para penduduk." ucap prajurit pengawal.
"Ucapanmu mungkin benar. Sebaiknya kita segera kesana untuk memastikan apa yang sedang terjadi." sahut Rashad.
"Baik Tuan." ucap prajurit itu.
"Rashad ada benarnya juga. Segera suruh anak buahmu untuk bergerak lebih dulu." perintah Ghalib kepada prajurit pengawal.
"Baik Tuan. Perintah dilaksanakan."